ACEH TENGAH | Setelah sekian lama dinanti, Seminar Bahasa Inggris kembali hadir di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Acara bergengsi bertajuk “English Proficiency Test Seminar: Unlocking International Opportunities: Enhancing English Proficiency for Study Abroad and Global Careers” akan diselenggarakan oleh English Department Student Association (EDSA) Kampus IAIN Takengon pada hari Selasa, 11 Juni 2024, bertempat di Gedung Pendari Takengon. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahasa Inggris di era globalisasi saat ini.
Qaswafif Muda, bersama rekan-rekannya dari Kampus IAIN Takengon, menginisiasi gerakan “English Awareness.” Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama pelajar, tentang pentingnya menguasai bahasa Inggris sebagai bekal untuk melanjutkan studi baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam seminar ini, dihadirkan pemateri senior yang sudah berpengalaman dalam dunia TOEFL, IELTS, dan beasiswa luar negeri, yaituTathahira M, Ed. Beliau adalah lulusan Monash University, Australia tahun 2015 dan juga penerima beasiswa LPDP. Tathahira akan berbagi wawasan tentang persiapan belajar ke luar negeri, serta pentingnya TOEFL dan IELTS sebagai dasar persyaratan untuk melanjutkan studi atau bahkan melamar pekerjaan.
“Kami berharap, melalui seminar ini, peserta akan lebih memahami apa saja yang diperlukan untuk belajar ke luar negeri dan betapa krusialnya penguasaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan karier mereka. Kami juga menjalin komunikasi dan exposure dengan World Gayonese Community (GWC) melalui founder-nya, Yusradi Usman al-Gayoni. Beliau juga berharap acara ini dapat menjadi wadah penting untuk peningkatan bahasa Inggris di komunitas Takengon itu sendiri,” ujar Qaswafif Muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memperluas wawasan dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan global. Pastikan Anda hadir di Seminar Bahasa Inggris yang akan diselenggarakan di Gedung Pendari Takengon pada 11 Juni 2024. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan kunjungi situs resmi EDSA atau hubungi panitia pelaksana di nomor telepon yang tersedia. English Department Student Association (EDSA) adalah organisasi mahasiswa yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris dan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Kampus IAIN Takengon.
Secara terpisah, Diaspora Indonesia-Inggris asal Takengon, Kabupaten Aceh Tengah yang saat ini bersama keluarga tinggal di London, Inggris, dalam rangka studi, Yusradi Usman al-Gayoni, menyebutkan, sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan EDSA IAIN Takengon. “Apresiasi buat EDSA. Kegiatan ini sangat penting untuk membekali bahasa Inggris anak-anak Gayo, terutama di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dalam rangka persiapan tes beasiswa ke luar negeri. Termasuk, informasi tentang kampus-kampus dan peluang berkarier di luar negeri. Alhasil, putra/i Gayo bisa melompat, dengan kuliah ke luar negeri. Bahkan, bisa masuk kampus top 8 dunia. Tahun 2023 kemarin, ada dua orang Gayo yang berhasil masuk ke kampus 9 dunia, di UK,” sebutnya, Senin (10/6/2024).
Dilanjutkan Ketua Ikatan Mahasiswa Sastra Inggris (IMSI) Universitas Sumatera Utara (USU) (2005-2006) dan Ketua Dewan Pengawas Nasional (DPN) Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia (HIMABSII) (2005-2007) tersebut, diharapkan semakin anak-anak Gayo yang kuliah ke luar negeri. “Kegiatan seperti ini juga rutin kita adakan dulu pas di IMSI dan HIMABSII, untuk membantu teman-teman yang mau kuliah ke luar negeri. Waktu itu (2006), secara nasional, diadakan melalui HIMABSII di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Mewakili EDSA saat itu, Susi Damayanti. Sebelum itu, kita dorong pembentukan EDSA, supaya EDSA bisa ikut kegiatan-kegiatan HIMABSII di tingkat nasional. Termasuk, Munas HIMABSII di Palu, tahun 2007. Sayangnya, EDSA tidak mengirimkan perwakilan saat Munas tersebut,” sebut Yusradi, sambil memberikan semangat untuk peserta yang ikut, “Untuk terus bermimpi, berdoa, dan berikhtiar terbaik untuk mewujudkan mimpi. Jangan setelah berimpi, lantas rebahan. Itu bukan bermimpi namanya, melainkan tiduran.” (RED)