Oleh : Kenara Seni.
Sore itu, cuaca sedikit mendung akibat matahari condong mendekati tempat peristirahatannya. Aku berjalan ke arah pasar paya ilang. Terdengar di telingaku teriakan keras memanggil namaku.”Naaass.” Reflek, otak bawah sadarku mengenal, bahwa itu suara si Rengga. Begitu panggilan akrab sahabat baikku, dengan nama lengkap Renggali.
Bergegas, ku parkirkan mobil pas di depan cafe hitam putih. Dengan nada suara agak kencang, sahabatku itu ku teriaki.
“Woooooy, kiniynyee…” terjemahan ( woy kemari terus…). sapa ku tegas.
Rengga berjalan agak cepat melintasi jalan di pertigaan dan mendekati ku. Bertatap mata, bersalaman dan menyapaku.
Nasrudin : “Kusi male?” (Mau ke mana?)
Renggali : “Mudemuiko!.” (Menjumpai kamu!)
“Kebere le, Dr. Wahyu Nababan. MT nge sawah Ari Banda Aceh?” ( Kabarnya, Dr. Wahyu Nababan. MT sudah tiba di sini dari Banda aceh?).
Nasrudin : ” Oyale!, pas, ya…Ntah kite Rai ponga nga ku terminalo.” (Itulah, tepat kali, mari kita jemput kawan itu di terminal.)
Singkat cerita.
Mereka bertiga : Nasrudin, Renggali dan Dr. Wahyu Nababan. MT. Duduk ngopi, serta bercerita di warung kopi Mabes.
” Ini nge tuun pelitik, boh, kune carae, kite ngok musapat?.” Tanya Nasrudin
Maksudnya. (Ini tahun politik, bagaimana cara kita menang?).
” Oyalee, ‘Hana tane peleen kiteni pak Doktor boh…’ Gere tebetih ne, rit ni pelitik nii?.” Tanya Renggali memperkuat pertanyaan Nasrudin. Maksudnya. (Itulah, setiap saat menerima kekalahan dan kekalahan terus, pak Doktor).
“Oya begini Keta…kebetulan nong Pee, nge selesee sekulah doktorku, mengenai pelitik ni.” Jawab Dr. Wahyu Nababan. MT Maksudnya ( Itu begini, kebetulan program doktoralku bidang politik sudah selesai).
Hening waktu sejenak seakan ada rasa jeda.
( Lagu nini kire-kire peletik nii… ) Jelas Dr. Wahyu Nababan. MT maksudnya ( kira kira politik itu begini ).
Seorang senator yang memiliki bakat merebut hati konstituennya, tidak lepas dari kecakapan yang di miliki. di ibaratkan, alat tangkap seperti pancing, bisa disematkan kepada senator berhaluan kapitalis. Biasanya berprinsip.” modal kecil untung besar.” Sangat hitung- hitungan dalam segala hal. Harapan dan mimpi indah terbayang saat mata kail terendam serta duduk menunggu ikan besar menyambar umpan.
Walaupun hasil tangkapan lebih sedikit di banding alat tangkapnya. Skill individu yang dimiliki sangat mumpuni pada penentuan tempat, waktu dan syarat lainnya. kemenangan metode pancing-pancingan tergantung saat ikan di kolam kelaparan. Falsafah Gayo mengatakan, “ate i nekeik wen.” (Kerja keras memancing ikan nak). Artinya bekerjalah dengan keyakinan dan kejujuran niscaya ada keberuntungan.
Lain halnya senator satu ini, terinspirasi memakai alat tangkap pukat harimau atau trawl. Untuk mendapatkan ikan. Cara ini biasa dipakai oleh konglomerat dan para cukong licik melampiaskan sifat Sabu’iyah nya. Aktifitas ini biasa digerakkan oleh nakhoda partai besar untuk mengarungi luasnya samudra, ganasnya ombak dan badai, serta sempat singgah di singgasana penduduk makhluk halus penunggu lautan. Bendera sudah di kibarkan, surut kita berpantang. Yel yel kemenangan seolah sudah di depan mata. Nyawa kapten dan kru kapal di pertaruhkan pada ujung jarum kompas. Alat tangkap ini, jauh lebih efektif dibandingkan dengan alat konvensional dikarenakan ukuran dan jangkauannya, sehingga dapat menangkap ikan dengan jumlah yang besar dan variatif walau transaksional dan manipulasi data bagian yang harus dilakukan. Ada falsafah Gayo mengatakan.
” Enti riye win, uten ni”. maksudnya. ( Dalam hidup ini jangan takabur). Walaupun menggunakan perahu besar untuk mendulang suara, upaya membocorkan perahu dari dalam juga tidak bisa terelakan.
“Lagu noya Lee kire-kire pelitik ni woy.” Kata Dr. Wahyu Nababan. MT. Maksudnya ( kira-kira seperti itu politik).
“Yah,…patut tongkol Orom dencis Gere beteduh wan paya ilango, rupen pukat harimau ne notooh.” Jawab Nasrudin tegas. Maksudnya. ( Ikan tongkol dan dencis selalu ada di pasar paya ilang. Berkat alat tangkap ikan jenis pukat harimau).
Pesan singkat Dr. Wahyu Nababan. MT “kahe kite sambung mien, akupe sekiter lime looni isen len” maksudnya. (Nanti kita bertemu lagi karena lima hari ke depan saya masih di sini). Pantan Terong 17 September 2023. (Kenara seni)