JAKARTA – Dalam momentum yang penuh makna bagi gerakan kerelawanan nasional, Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di Padepokan Pencak Silat Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Hasil utama dari kongres tersebut adalah penetapan Fran Ansanay sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bara JP untuk masa bakti 2025 hingga 2030. Penetapan ini dilakukan secara aklamasi setelah seluruh kandidat lainnya memilih untuk mundur secara sukarela, demi menjaga persatuan dan kekuatan moral organisasi.
Suasana kongres berlangsung hangat, penuh semangat kebersamaan, dan jauh dari hiruk pikuk perebutan jabatan. Kesan ini mencerminkan kematangan dan kemajuan budaya politik di tubuh Bara JP sebagai salah satu barisan relawan yang tumbuh dan berkembang sejak 2013. Para kandidat yang sempat muncul dalam bursa pemilihan ketua umum seperti Warsun, Reagen, Dr. Afandi, dan M. Adli Abdullah memilih mundur, memberikan jalan kepada satu sosok yang dinilai mampu menyatukan dan membawa arah baru—Fran Ansanay.
Langkah mundur para kandidat ini tidak hanya mencerminkan kelapangan jiwa, tetapi juga menunjukkan bahwa di dalam tubuh Bara JP, semangat musyawarah dan mufakat masih menjadi ruh utama perjuangan. Dalam pernyataan resmi, panitia menyebut bahwa keputusan aklamasi tidak dilakukan secara tergesa, melainkan hasil perenungan bersama atas dinamika internal organisasi dan tantangan eksternal ke depan.
Dalam sambutannya, Ketua Umum demisioner Utje Gustaff Patty menyampaikan rasa syukurnya atas lancarnya proses KLB. Ia menyebut bahwa Bara JP adalah rumah besar yang dibangun atas dasar gotong royong dan kecintaan terhadap bangsa. Ia juga menegaskan bahwa estafet kepemimpinan adalah bagian dari regenerasi yang sehat dalam organisasi relawan.
“Bara JP adalah rumah kita bersama. Saya bersyukur KLB ini berjalan sejuk dan penuh kekeluargaan. Terima kasih kepada seluruh kader yang telah menunjukkan kedewasaan dan kesetiaan terhadap cita-cita gerakan. Dan selamat kepada Fran Ansanay, semoga kepemimpinan baru membawa semangat baru dan arah yang progresif,” ujar Utje.
Sementara itu, M. Adli Abdullah, salah satu kandidat yang mengundurkan diri saat kongres, memberikan dukungan moral penuh kepada Ketua Umum terpilih. Ia menyebut keputusan kolektif ini sebagai bukti bahwa kader Bara JP lebih mengutamakan persatuan daripada ambisi pribadi.
“Keputusan bersama ini adalah wujud kecintaan kami terhadap organisasi Bara JP. Selamat kepada Ketua Umum DPP Bara JP terpilih, Fran Ansanay. Semoga Bara JP semakin solid dan progresif dalam menyongsong Indonesia Emas,” ungkapnya.
Dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum, Fran Ansanay tampil tenang namun penuh keyakinan. Ia mengangkat tiga komitmen utama sebagai arah kepemimpinan lima tahun ke depan. Pertama, ia berkomitmen untuk memperkuat persatuan internal relawan, menjadikan Bara JP sebagai rumah yang inklusif dan terbuka bagi seluruh elemen bangsa yang ingin berkontribusi bagi perubahan. Fran menekankan bahwa kerelawanan harus kembali ke rohnya sebagai gerakan moral, bukan alat politik semata.
Kedua, ia menegaskan bahwa Bara JP akan berdiri kokoh di garis depan mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia menolak dengan tegas segala bentuk upaya inkonstitusional yang mencoba menggoyahkan legitimasi pemerintahan terpilih. Ia menyebutkan bahwa isu pemakzulan yang beredar di ruang publik harus dijawab dengan kerja nyata, pengawasan kritis, dan pembelaan terhadap demokrasi.
Ketiga, Fran menyampaikan rencana strategis untuk memperluas gerakan sosial dan ekonomi kerakyatan yang selama ini telah menjadi identitas Bara JP. Ia menyebut program pemberdayaan UMKM, digitalisasi kaderisasi, dan penguatan jejaring komunitas sebagai prioritas utama. Menurutnya, relawan tidak cukup hanya hadir di musim kampanye, tetapi harus menjadi aktor perubahan sosial dalam keseharian masyarakat.
“Seluruh pengurus di 38 provinsi wajib ambil bagian dalam program nasional, khususnya yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat seperti perbaikan gizi, penguatan demokrasi, dan advokasi sosial. Mari kita jaga semangat kerelawanan. Bara JP adalah jembatan harapan rakyat,” ucap Fran.
Kehadiran Sihol Manullang, salah satu pendiri Bara JP, turut memperkuat semangat ideologis kongres. Dalam testimoninya, ia mengingatkan sejarah berdirinya Bara JP pada 15 Juni 2013 dengan nama Barisan Relawan Jokowi Presiden. Ia menegaskan bahwa meskipun kini Bara JP bertransformasi menjadi Barisan Relawan Jalan Perubahan, nilai-nilai awal seperti gotong royong, moralitas politik, dan kerja kerakyatan tetap menjadi pegangan.
“Bara JP bukan sekadar relawan kampanye. Kita adalah mitra kritis-konstruktif bagi pemerintahan Prabowo–Gibran dan jembatan aspirasi rakyat demi Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur. Kita lahir dari semangat rakyat, dan kita kembali untuk rakyat,” ujar Sihol penuh semangat.
KLB juga menyepakati bahwa pelantikan pengurus lengkap DPP Bara JP akan dilaksanakan paling lambat pada akhir Juli 2025. Ketua Umum terpilih langsung menginstruksikan seluruh struktur organisasi dari tingkat pusat hingga daerah untuk segera menggelar konsolidasi internal, menyusun program kerja, serta membentuk departemen-departemen tematik sesuai kebutuhan strategis nasional.
Selain itu, kongres menyepakati program prioritas nasional berupa “Gerakan Gizi Relawan” dan “Sekolah Demokrasi Bara JP” yang akan diluncurkan pada kuartal keempat tahun ini. Program tersebut dimaksudkan untuk menjawab isu krusial di tengah masyarakat seperti stunting, polarisasi politik, serta penurunan kualitas partisipasi publik dalam demokrasi.
Dengan ditetapkannya Fran Ansanay sebagai ketua umum, Bara JP kini memasuki era baru. Sebuah era di mana relawan tidak lagi identik dengan mobilisasi massa sesaat, tetapi menjadi kekuatan transformasi sosial-politik yang bekerja sepanjang waktu. Dari gerakan akar rumput, relawan kini naik kelas menjadi penggerak peradaban.
Kongres Luar Biasa Bara JP 2025 tidak hanya menjadi penanda suksesi kepemimpinan, tetapi juga deklarasi ideologis bahwa relawan Indonesia telah dewasa. Fran Ansanay bukan sekadar figur baru, tetapi simbol harapan baru: tentang relawan yang berani berpihak, berani bersuara, dan berani berbuat demi masa depan bangsa. (Abdiansyah)
