JAKARTA – Pengamat politik sekaligus Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyarankan agar pemerintahan Prabowo ke depan tak perlu menggunakan jasa para influencer dan kelompok buzzer.
Menurut Jerry, selain buang-buang anggaran saja, influencer itu tak ada manfaatnya bagi bangsa. Waktu lalu puluhan influencer ke IKN mempromosikan ibukota baru ini, tapi buntutnya nihil alias tak ada manfaatnya.
“Tak bisa dipungkiri era Jokowi banyak menggunakan buzzer dan influencer untuk memback-up dan menutupi kekurangannya. Pola dan cara kerja mereka hanya puja-puji sang Presidem bak dewa dan raja dan melawan jika ada sikritik mahasisw dan rakyat Indonesia.
Lanjut kata Jerry, ditaksir ratusan miliar amggaran negara yang digelontorkan oleh pemerintah tapi semua mubazir selain bikin gaduh, banyak info disinformation banyak menghiasi medsos.
“Saya sudah membaca grand strategy dan grand design pemerintahan Prabowo yang lebih menitik-berarkan pada penguatan sektor pangan, membangun dan memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak bahkan mmeberi makan bergisi bagi anak-anak serta kesejahteraan pegawai dan buruh.
“Ketimbang bayar i’nfluencer‘ dan ‘buzzer‘ yang tak bergina lehih baik duit itu dipakai untuk beasiswa anak sekolah, ini sudah sesuai konstitusi negara kita.Malahan sejak ada influencer justru negara kira jadi berantakan an amburadul,” kata dia.
Sebetulnya untuk soal urusan marketing politik sebaiknya dipakai cara-cara yang elegan dan punya benefitnya.
Memang ujar Jerry, kalau pemimpin otaknya tak jalan, tak ada konsep dan ide serta kurang cerdas maka yang bersangkutan barangkali akan memakai pola short cut (jalan pintas) untuk mencapai sesuatu tanpa berpikir panjang lagi
Lebih baik tuturnya, Prabowo menakai jasa para akademisi dan kelompok intelektual, serta konsultan-konsultan yang kompeten dan menguasai bidang dan persoalan untuk menyampaikan pesan pemerintah kepada rakyat.