Subulussalam | Antoni Berampu Kacapdin wilayah Aceh Singkil Subulussalam Apresiasi kepada komite sekolah, kompak bersama masyarakat dorong percepatan peningkatan mutu pendidikan di SMAN2 Simpang kiri
Pendidikan itu adalah investasi, hasilnya tidak tunai, butuh waktu panjang untuk bisa merasakan hasilnya. Butuh 3, 4, 5 bahkan 10 tahun kemudian.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil Antoni Berampu, S.Pd.MPd mengatakan “Yang kita rasakan hari ini dengan segala warna warninya adalah hasil investasi pendidikan yang kita terima sepuluh tahun atau 15 tahun lalu, apakah kita sudah merasa puas dengan capaian karir kita hari ini, atau kita merasa kecewa dengan keberadaan diri kita yang seharusnya bisa lebih capaian yang bisa kita dapatkan,” tuturnya
“Sadar atau tidak yang Kita rasakan saat ini adalah besar kecilnya investasi pendidikan yang kita terima pada saat itu masih menjadi anak didik, pertanyaannya seberapa besar hari ini yang kita investasikan untuk mutu pendidikan anak kita hari ini, maka sebesar itu pula hasil yang akan mereka terima esok, dengan segala keterbatasannya, pemerintah kita saat ini berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berbagai programnya, yang salahsatunya adalah mensubsidi biaya operasional sekolah di jenjang TK, SD/MI, SMP, MTs, SMA,SMK, SLB ,MA,”
Lanjut Antoni “Yang standar perhitungannya hanya untuk operasional minimal atau dengan kata lain BOS ini memastikan proses pelayanan pendidikan berjalan di satuan pendidikan dengan juknis penggunaan standar layanan minimal ini adalah umum yang berlaku bagi semua sekolah di Indonesia. Pertanyaannya, apakah sekolah itu tidak boleh berbeda..? Sekolah yang bermutu itu pasti berbeda dengan sekolah lainnya, mereka tidak ingin menjadi sekolah biasa biasa saja. Sekolah bermutu itu memilki ambisi lebih dalam melakukan program pelayanan pendidikan di sekolahnya, sekolah bermutu itu melakukan terobosan yang lebih sebagai INVESTASI BERNILAI LEBIH bagi para lulusannya kelak setelah mereka tamat,” ucapnya
Lebih lanjut dia menambahkan “Tentu dengan hanya mengharapkan dana BOS program lebih itu tidak bisa dilakukan, dan pemerintah sadar itu, sehingga dilahirkan beberapa regulasi dalam membuka ruang bagi masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam investasi pendidikan di sekolah. Yang menjadi pedoman saat adalah lahirnya Permendikbud no.75 tahun 2016 yang mengatur tentang peran serta komite dalam membantu sekolah dalam pelayanan mutu,” katanya
“Komite SMAN Simpang Kiri, membaca situasi dan sadar akan pernah serta mereka dalam investasi mutu di SMAN2 Simpang kiri, sehingga mereka proaktif memfasilitasi dan memediasi pertemuan masyarakat di lingkungan sekolah itu untuk melakukan musyawarah terkait dukungan dalam program mutu di sekolah. Berdasarkan penjelasan komite dan kepsek yang dikuatkan dengan dokumen musyawarah yang hadir dalam pertemuan itu adalah masyarakat yang terdiri dari sebagian orang tua siswa dan sebagian warga yang tidak memiliki anak sebagai siswa di sekolah itu. Dan Alhamdulillah para masyarakat menyumbangkan Rp 50.000,- dalam setiap bulan yang dititip ke komite sekolah peruntukannya untuk menunjang keperluan kegiatan ekstra yang sifatnya menunjang program sekolah dalam pendidikan karakter dan kreatifitas siswa. Dan yang perlu dipahami bahwa sumbangan bukan dari orang tua siswa tapi masyarakat (sebagian warga yang ada anak di sekolah dan sebagian warga yang tidak anak di sekolah) kerna murni semata hanya membantu komite ketika siswa melakukan kegiatan dan mengajukan bantuan kegiatan ke komite, mereka bisa menyumbang melalui kas komite,”
Dia menegaskan “Terkait pemberitaan yang menyebut yang sebagian sumbangan untuk kesejahteraan komite, kita klarifikasi bahwa kesepakatan dan pengalokasian sebagian untuk kesejahteraan komite itu tidak benar.
Dan setelah mempelajari dokumen keputusan rapat, sesuai dengan permendikbud no.75 tahun 2016. Kami menghimbau kepada semua stakeholder pendidikan, untuk bersama – sama dan bahu membahu dan bijak dalam memajukan pendidikan terkhusus di daerah kita Subulussalam yang kita banggakan ini. Kita harus yakin pendidikan yang berkualitas, bermutu dan masyarakat yang proaktif akan melahirkan anak emas yang kelak akan membantu kita dalam meninggikan martabat kita orang tua, agama, dan negara yang kita cintai ini,” imbuhnya
(RED)