Sinjai – Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh ulah tak terpuji seorang siswa. Seorang guru di SMA Negeri 1 Sinjai, Sulawesi Selatan, menjadi korban pemukulan oleh muridnya sendiri, inisial MF, saat pertemuan antara wali murid dan pihak sekolah pada Rabu (17/9/2025). Korban diketahui adalah Mauluddin, yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan.
Insiden memalukan ini terjadi di ruang Bimbingan Konseling (BK). Saat itu, MF yang kerap membolos dipanggil ke sekolah bersama orang tuanya untuk menjalani pembinaan dan klarifikasi pelanggaran tata tertib.
Kepala SMA Negeri 1 Sinjai, Suardi, membenarkan peristiwa tersebut dan mengaku sangat menyayangkannya. Ia menjelaskan bahwa awalnya pertemuan itu murni untuk menyelesaikan persoalan akademik dan kedisiplinan dengan melibatkan guru BK, wali kelas, siswa, dan orang tua.
“Sebenarnya yang menangani pemanggilan itu guru BK bersama wali kelas. Tapi orang tua siswa meminta agar Pak Mauluddin dihadirkan juga,” kata Suardi, Kamis (18/9/2025).
Namun, situasi berubah drastis seketika. Menurut Suardi, saat Mauluddin memasuki ruangan dan belum sempat duduk, MF langsung berdiri dan menyerang fisik sang guru tanpa peringatan.
“Pak Maul baru masuk ruangan, belum sempat duduk, tiba-tiba langsung dicekik dan dihantam oleh MF,” ungkapnya.
Aksi itu sontak mengagetkan semua yang hadir. Orang tua MF bersama wali kelas dan pihak tata usaha langsung melerai. Suardi juga mengaku heran karena MF dikenal sebagai siswa yang pendiam, namun sering bolos dari kelas.
Menanggapi aksi kekerasan itu, pihak sekolah akhirnya mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan MF dari sekolah. Langkah ini dinilai sebagai bentuk perlindungan terhadap lingkungan pendidikan yang harus dijaga kondusif.
Sementara itu, Aiptu Rajamuddin, ayah MF yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada guru, sekolah, dan masyarakat.
“Saya sesaat setelah kejadian langsung marahi anak saya. Setelah itu saya bawa ke ruang guru dan bilang minta maaf ke guru,” ujar Rajamuddin.
Menurutnya, tindakan anaknya terjadi secara spontan. Ia sendiri tidak menyangka MF akan melakukan pemukulan, karena situasinya berlangsung cepat saat guru Mauluddin tiba di ruangan.
“Pak Maul itu baru masuk, tiba-tiba anak saya berdiri dan langsung memukul. Saya langsung berdiri dan lerai waktu itu,” jelaskan dia.
Rajamuddin kemudian menyampaikan permintaan maaf secara resmi.
“Saya selaku orang tua mohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Mauluddin, pihak sekolah, dunia pendidikan, dan masyarakat Sinjai,” tutupnya.
Kasus ini menambah daftar panjang insiden kekerasan terhadap guru di lingkungan pendidikan. Banyak pihak menilai, upaya restoratif perlu diutamakan, namun disiplin dan ketegasan tetap harus ditegakkan demi menjaga marwah pendidikan serta keselamatan para tenaga pendidik di sekolah. (*)