Labuan Bajo Manggarai Barat, NTT — Ade Putri Juliati, mahasiswa Magister Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) asal Aceh, menjadi salah satu peserta sekaligus panitia dalam kegiatan Action Youth #14 yang diselenggarakan oleh Indonesia Youth Action (IYA) di Desa Golo Mori, Labuan Bajo. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung selama 11 hari, dari tanggal 23 Juni hingga 3 Juli 2025.
Datang dari ujung barat Indonesia, kehadiran Ade sebagai panitia mencerminkan semangat persatuan dan kontribusi lintas wilayah yang menjadi ruh utama dari kegiatan ini. Ia tidak hanya mengikuti kegiatan sebagai peserta, tetapi juga terlibat dalam proses pelaksanaan dan koordinasi program di lapangan.
“Sebagai putri Aceh, bisa ikut serta dan menjadi bagian dari kepanitiaan di wilayah timur Indonesia adalah pengalaman yang begitu membanggakan. Saya merasa dipertemukan langsung dengan semangat Indonesia dalam bentuk yang nyata—di mana keberagaman bukan untuk dibedakan, melainkan untuk dirayakan,” ujar Ade.
Action Youth #14 bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi bentuk nyata kontribusi pemuda dari berbagai penjuru tanah air untuk mendekatkan sesama, mempelajari nilai-nilai budaya, dan bekerja bersama masyarakat dalam membangun negeri. Program ini bertujuan mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), mempererat persatuan lintas budaya, serta membangun konektivitas antarwilayah yang selama ini masih terpisah karena kondisi geografis.
“Bagi saya, kegiatan ini adalah wujud nyata kontribusi kepada negeri—hadir langsung di tengah masyarakat, belajar bersama, dan berbuat sesuai kemampuan untuk masa depan Indonesia yang lebih inklusif. Kehangatan masyarakat Golo Mori, semangat anak-anaknya, dan kebersamaan para peserta membuat saya melihat Indonesia dari sisi yang lebih dalam dan penuh harapan,” tambahnya.
Program pengabdian ini terbagi ke dalam empat pilar utama: Sosial, Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan, yang masing-masing memiliki kegiatan terstruktur dan berkelanjutan.
Di Pilar Sosial, Ade terlibat dalam berbagai program pendidikan seperti Reflection Book (journaling dan kecerdasan emosional), Sahabat Tanpa Bully, Sekolah Alam PHBS, dan Storytelling di ruang terbuka. Sedangkan di Pilar Kesehatan, para peserta menyelenggarakan program Pelita Gori yang memberikan layanan pemeriksaan gratis dan edukasi kesehatan bagi warga, termasuk sosialisasi mengenai stunting dan gizi.
Di Pilar Ekonomi, peserta mendukung potensi lokal melalui program GEMARI (pengolahan ikan), pembuatan booklet digital UMKM, serta pelaksanaan Festival dan Bazaar Desa untuk mempromosikan produk dan budaya lokal. Sementara itu, Pilar Lingkungan menekankan edukasi pengelolaan sampah, pemasangan papan informasi kebersihan, serta penyelenggaraan pertandingan olahraga Action Youth Cup sebagai sarana mempererat hubungan antara relawan dan warga setempat.
“Sebagai mahasiswa psikologi, saya melihat langsung bagaimana budaya, lingkungan, dan relasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat. Ini menjadi pembelajaran lapangan yang tidak tergantikan,” ungkap Ade.
Program Action Youth #14 di Golo Mori tidak hanya mempererat solidaritas antar pemuda Indonesia, tetapi juga menjadi ruang perjumpaan lintas budaya yang menyentuh batin. Bagi Ade, pengalaman ini menjadi titik balik untuk memaknai ulang peran pemuda dalam pembangunan masyarakat—bahwa pengabdian bukan soal seberapa besar kita memberi, tetapi seberapa dalam kita hadir dan belajar bersama.
“Saya berharap semakin banyak mahasiswa dan pemuda yang tergerak untuk turun langsung, merasakan denyut kehidupan masyarakat desa, dan membawa pulang nilai-nilai yang akan membentuk karakter serta kepemimpinan sosial yang lebih bijak,” tutupnya.
Lebih dari sekadar rangkaian program kerja, Action Youth #14 di Golo Mori menjadi ruang bertumbuh bagi para pemuda untuk mengenal bangsanya lebih dekat. Sebuah langkah kecil, namun berdampak besar bagi Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan. Ade Putri berharap kegiatan serupa terus berlanjut, agar semakin banyak anak muda yang menyadari bahwa membangun negeri bukan hanya tugas pemerintah, melainkan panggilan nurani setiap warga bangsa.













































