Gayo Lues — Ketua panitia pelaksana pacuan kuda tradisional Gayo Lues, Bungkes, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan dukungan dari berbagai pihak dalam menyukseskan kegiatan yang digelar di Stadion Pacuan Kuda Buntul Nege. Dalam laporannya pada acara pembukaan, Selasa (21/10/2025), ia menyebut gelaran tahun ini bukan hanya diikuti oleh tuan rumah, tetapi juga oleh peserta dari dua kabupaten tetangga.
“Pacuan kuda tahun ini diikuti oleh tiga kabupaten, yaitu Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Kabupaten Aceh Tenggara sudah kita undang namun hingga hari ini belum ada konfirmasi kehadiran,” ujar Bungkes.
Ia menjelaskan bahwa dari Kabupaten Bener Meriah tercatat sebanyak 55 ekor kuda ikut ambil bagian. Sementara dari Aceh Tengah terdapat 30 ekor kuda, dan Gayo Lues sendiri mengikutsertakan 35 ekor kuda. Jumlah ini menunjukkan bahwa tradisi pacuan kuda tetap menjadi ajang bergengsi dan diminati meski digelar di tengah berbagai tantangan.
Menurut Bungkes, pelaksanaan tahun ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga momentum mempererat kerja sama antardaerah dalam menjaga kearifan lokal masyarakat Gayo. Ia juga menyampaikan bahwa antusiasme peserta menjadi tanda bahwa pacuan kuda masih memiliki tempat penting dalam kehidupan sosial budaya masyarakat.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa panitia juga telah menyiapkan berbagai unsur pendukung untuk menjamin kelancaran dan keamanan pelaksanaan di lapangan. Koordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan dan instansi teknis lainnya telah dilakukan, termasuk penyediaan fasilitas seperti tenaga medis dan ambulans untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal darurat.
“Tujuan kita bukan hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memastikan pelaksanaannya berjalan aman, tertib, dan memberi nilai tambah bagi masyarakat, baik dari sisi budaya, ekonomi, maupun sosial,” ungkapnya.
Bungkes juga memberikan semangat kepada para joki dan pemilik kuda untuk menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan yang digelar, agar kegiatan ini tetap mengedepankan semangat persaudaraan dan nilai-nilai budaya yang luhur.
Dengan kesuksesan pelaksanaan ini, ia berharap pacuan kuda dapat terus menjadi agenda rutin tahunan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah maupun masyarakat luas sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Gayo. (Abdiansyah)