JAKARTA – Sejumlah mahasiswa dari berbagai daerah dan organisasi berkumpul dalam diskusi publik bertajuk “Sinergisitas Gerakan Mahasiswa Menuju Indonesia Emas” yang digelar Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) di Cerita Coffee, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).
Acara ini menghadirkan pemikir muda, aktivis, serta pemerhati politik, dengan tujuan memperkuat peran mahasiswa sebagai motor perubahan dan penyeimbang jalannya pemerintahan.
Koordinator AMAN, Agus Muliara, menyebut mahasiswa tidak bisa tinggal diam dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Cita-cita besar bangsa tidak cukup hanya dengan kerja pemerintah. Mahasiswa harus solid, berani bersuara, dan memberi arah agar kebijakan benar-benar berpihak pada rakyat,” ujarnya.
Agus menekankan pentingnya mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto agar konsisten dengan program Asta Cita sekaligus bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Ia juga menolak segala bentuk intervensi asing yang melemahkan kedaulatan bangsa.
Pemerhati politik dan militer dari UNAS, Selamat Ginting, menilai gerakan mahasiswa harus tetap kritis namun konstruktif.
“Mahasiswa adalah mitra strategis bangsa. Kritik itu penting, tapi harus dibarengi tawaran solusi agar gerakan ini visioner, tidak berhenti pada retorika,” tegasnya.
Sementara itu, mantan aktivis 98, Faizal Assegaf, menekankan perlunya jejaring lintas daerah yang solid.
“Gerakan mahasiswa akan lebih kuat jika terkoneksi secara nasional. Dari situ lahir gagasan kolektif yang tidak mudah dipatahkan,” jelasnya.
Sebagai output dari diskusi, AMAN merumuskan 5 poin penting:
1. Terbentuknya rekomendasi strategis hasil pemikiran kolektif mahasiswa untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
2. Tersusunnya kerangka kerja sinergis antarorganisasi mahasiswa untuk aksi nyata ke depan.
3. Lahirnya komitmen bersama mahasiswa sebagai agen perubahan yang konsisten berpihak pada rakyat dan bangsa.
4. Sebagai wadah untuk mahasiswa mengawal dan mendukung Asta cita Presiden Prabowo terwujud sebagai agenda besar Negara
5. Gerakan Mahasiswa harus berlandaskan Ide, gagasan yang konstruktif, tidak melakukan anarkisme, vandalisme, atau membawa Isu SARA.(*)