PIDIE JAYA | Kendati hanya mengikuti enam cabang perlombaan. Semangat para qori dan qoriah yang mewakili kabupaten Bener Meriah tampil seadanya dan penuh rasa percaya diri. Namun di balik semangat juang yang tinggi, ada rasa kekecewaan yang mendalam yang di alami oleh kontingan kabupaten Bener Meriah. Hal ini akibat tidak terpenuhinya rasa keadilan yang di temukan saat tampil di cabang perlombaan masing masing.
Seperti kejadian di hari pertama. Kontingan Bener Meriah tampil pada cabang lomba Syarhil qur,an. Menurut jadwal perlombaan. Pelaksanaan cabang Sarhil Quran di gelar di lapangan samping Pendopo Bupati Pidie jaya. Tapi kenyataannya tempat perlombaan, kemudian di pindahkan ke aula MPU Kabupaten Pidie Jaya. Hal ini di sebabkan karena belum rampungnya persiapan panggung yang akan di jadikan sebagai tempat perlombaan.
Berdasarkan Isu dan rumor yang berkembang. Diduga Event Organizer (EO) yang menangani tempat dan perlengkapannya melarikan diri, sebelum tempat siap untuk di pergunakan.
Dengan berat hati para kafilah Bener Meriah cabang Syarhil Qur,an harus tampil seadanya dalan ruangan biasa dengan sound sistem seadanya. Keesokan harinya pihak panitia menyiapkan kembali Sound sistem yang memadai.
Berlanjut pada cabang Tahfiz 10 juz. Yang di laksanakan di komplek pesantren Madrasah Ulumul Qur,an (MUQ) kabupaten Pidie Jaya. Seyogyanya seluruh peserta tampil di mimbar yang telah di siapkan, berikut tempat penilaian dewan juri dalam ruangan tertutup. Tapi pada kenyataannya para hafiz dan hafizah harus tanpil di ruangan menasah yang berada di komplek pesantren tersebut.

Anehnya lagi saat utusan bener Meriah tampil. Saat bersamaan pihak kepolisian Pidie Jaya melakukan pemeriksaan terhadap tempat dan mimbar yang belum selesai di kerjakan. Dengan perasaan berat seluruh hafiz dan hafizah harus tampil dalam ruangan terbuka, dan menggunakan alat pengeras suara seadanya.
Berikutnya pada cabang Qiraah muratal remaja putri yang di laksanakan di halaman masjid Al Munawarah Pidie Jaya. Rencana semula, perlombaan di laksanakan di atas mimbar yang telah di siapkan oleh pihak Event Organizer. Namun anehnya. Pada saat bersamaan hujan turun deras dan mimbar tilawah bocor. Air hujan membasahi ruangan mimbar. Untuk mengantisipasi arus listrik, maka cabang Qiraat muratal terpaksa di pindahkan ke dalam Masjid Al Munawarah. Begitu juga dengan dewan hakim. Terpaksa duduk bersila dan membentuk barisan dalam memberikan penilaian. Dalam situasi demikian giliran kafilah Bener Meriah harus tampil di dalam masjid dan menggunakan sound sistem masjid seadanya.
Berkenaan dengan situasi di atas. Taslim Ahmad kadis Syariat Islam kabupaten Bener Meriah, sangat menyesalkan kejadian ini. Kendati demikian Taslim tetap mengafresiasi dan menyemangati para kafilah Bener Meriah yang telah tampil dalam MTQ ke 37 provinsi Aceh di kabupaten Pidie Jaya. Rabu (06/11/2025). (DANI)













































