Jakarta – Sebuah pengakuan menarik datang dari Ir. H. Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia. Dalam wawancara yang dikutip dari berbagai sumber pada Jumat (24/5), Jokowi mengungkap bahwa nama yang kini dikenal publik sejatinya bukanlah nama pertamanya. Di masa kecil, ia sempat menyandang nama “Mulyono”.
“Saya pernah diberi nama Mulyono waktu kecil, tapi karena saya sering sakit, oleh orang tua nama saya diganti jadi Joko Widodo,” tutur Jokowi dengan nada santai namun penuh makna, menyingkap salah satu bagian personal dari kehidupannya yang jarang diketahui publik.
Menurut Jokowi, pergantian nama itu terjadi sebelum ia menginjak bangku Sekolah Dasar. Meski tidak mengingat dengan pasti kapan perubahan tersebut dilakukan, ia menjelaskan bahwa keputusan itu berakar dari kepercayaan tradisional Jawa yang diyakini kuat oleh orang tuanya. Dalam tradisi tersebut, mengganti nama anak yang kerap sakit dianggap sebagai salah satu cara untuk “membuang sial” dan mengundang keberuntungan serta kesehatan.
“Nama itu kan doa. Orang tua saya percaya, kalau anak sakit-sakitan, ganti nama bisa jadi membawa harapan baru,” tambah Jokowi.
Nama “Joko Widodo” sendiri mengandung makna positif. Dalam bahasa Jawa, “Widodo” berarti selamat, sejahtera, atau berkah. Pemilihan nama tersebut tidak hanya mencerminkan harapan orang tua terhadap masa depan anaknya, tapi juga nilai-nilai budaya yang masih kuat tertanam dalam masyarakat Jawa.
Belakangan ini, sempat beredar kabar yang menyebutkan bahwa Jokowi juga pernah menggunakan nama “Purwoko”. Namun dalam pernyataan terbarunya, ia membantah klaim tersebut. “Nggak pernah ada nama Purwoko. Hanya Mulyono saja sebelum Joko Widodo,” tegasnya, sekaligus meluruskan informasi yang sempat beredar di ruang publik.
Pengakuan ini menambah warna baru dalam catatan kehidupan seorang Joko Widodo, tokoh yang dikenal sederhana namun penuh kejutan. Dari seorang anak tukang kayu yang hidup sederhana di pinggir Sungai Kali Anyar, Solo, hingga menjadi kepala negara dua periode, kisah hidup Jokowi selalu menarik perhatian.
Perubahan nama dari Mulyono ke Joko Widodo mungkin terdengar sepele. Namun, dalam konteks kebudayaan dan perjalanan hidupnya, nama tersebut telah menjadi simbol dari perubahan nasib dan harapan yang menjadi nyata. (*)