Blangkejeren – Belasan mahasiswa dari Perkumpulan Mahasiswa Gayo Lues Indonesia (PMGI) dan masyarakat, di kabupaten Gayo Lues kembali gelar aksi demo dengan turun kejalan, sebagai bentuk protes tolak Rohingya dipindahkan kewilayah Gayo Lues.
Seperti yang dilangsir Tribungayo.com, ini Aksi demo dengan titik kumpul di depan Balai Musara Blangkejeren, kemudian sempat melakukan aksi demo di Tugu Kota Blangkejeren, selanjutnya melakukan aksi ke Pendopo Bupati Gayo Lues, Senin (18/12/2023) sejak pukul 14.30 WIB
Para mahasiswa membawa alat pengeras suara dan spanduk serta poster dengan berbagai tulisan bentuk protes Rohingya ke wilayah Gayo Lues, aksi demo dikawal aparat kepolisian Polres Gayo Lues dengan ketat.
Para mahasiswa dan pemuda serta beberapa perwakilan masyarakat, sempat menyampaikan orasi di depan Pendopo Bupati Gayo Lues sembari menunggu kedatangan Pj Bupati Gayo Lues Drs Alhudri di Pendopo. Bahkan baru sekitar pukul 17.50 WIB lebih kurang, terjadi negoisasi dan Pj Bupati Galus didampingi sejumlah kepala SKPK menemui para demonstran itu di depan pendopo Bupati tersebut.
Bahkan sempat terjadi ketegan setelah Pj Bupati Gayo Lues Drs Alhudri, menyatakan tolak Rohingya dipindahkan ke wilayah Gayo Lues, bahkan isu dan yang beredar luas selama ini ada berita hoax. Kini kembali dinyatakan pemerintah daerah tolak Rohingya dipindahkan kewilayah Gayo Lues.
“Isu yang beredar luas selama ini adalah berita hoax, saya tidak salah kenapa harus minta maaf kepada pemerintah daerah dan menyatakan sikap menolak Rohingya,”terang Pj Bupati Gayo Lues Drs Alhudri dengan nada yang agak tinggi ditengah-tengah kerumunan mahasiswa itu.
Hal itu membuat situasi sempat tegang, bahkan setelah demontran mendengar jawaban singkat dari Pj Bupati Gayo Lues sepakat Rohingya ditolak ke Gayo Lues, para demonstran langsung membubarkan diri, meskipun demikian penuh rasa kecewa setelah sempat menunggu beberapa jam sebelumnya.
Penanggung jawab aksi Budi melalui koordinator lapangan, Kasiman, mengatakan, pada dasarnya ada beberapa poin yang ingin disampaikan langsung kepada Pj Bupati Gayo Lues, terkait isu Rohingya yang diwacanakan di pindahkan ke wilayah Gayo Lues. Namun para demonstran merasa kecewa karena Pj Bupati tidak kunjung menemui kedatangan para mahasiswa dan masyarakat itu.
“Pj Bupati Gayo Lues yang terhormat, kami sudah beberapa jam menunggu kehadiran Pj Bupati di depan pendopo tersebut, namun tak kunjung nonggol dan hadir, sehingga terkesan Pj pengecut dan terus menghindar, padahal kami disini ingin melakukan aksi damai dan menyampaikan aspirasi sebagai bentuk tolak Rohingya ke Gayo Lues, setelah sempat masyarakat gaduh dan resah dengan isu kedatangan Rohingya di wilayah perbatasan Galus dengan Aceh Timur,”teriaknya setelah sempat lama menunggu di depan pendopo Bupati itu.
Koordinator aksi didampingi rekan-rekan mahasiswa lainnya, merasa kecewa dengan sikap tegang pemerintah daerah tersebut yang ditunjukkan itu, bahkan salah rekannya sempat di bawa kedalam pendopo Bupati untuk negosiasi. Namun ketegangan juga sempat terjadi dan main pukul meja didalam ruangan Pendopo tersebut sebelumnya Pj Bupati bersama kepala SKPK lainnya keluar pendopo tersebut menemukan para demonstran yang datang niatnya aksi damai.
“Kini terlihat jelas sejumlah karakter para pejabat itu, tidak memberikan dan mencerminkan contoh seorang pemimpin, bahkan ada beberapa oknum pejabat seolah-olah cari muka bak ibarat pahlawan di depan Penjabat atau Pj Bupati itu,”kesalnya.(*) berita ini dikutip dari TRIBUNGAYO.