Gayo Lues — Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyelenggarakan pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana bagi 150 kepala desa. Kegiatan ini digelar selama dua hari, Rabu-Kamis, 22–23 Oktober 2025, bertempat di Aula The Legend Hotel, Blangkejeren. Pelatihan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana alam dan non-alam.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Gayo Lues, H. Maliki, SE., M.AP. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas aparatur desa dalam menghadapi berbagai bentuk bencana. Menurutnya, kondisi geografis Gayo Lues yang didominasi pegunungan dan hutan lebat menjadikan daerah ini tergolong rawan terhadap bencana seperti tanah longsor, banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan, serta angin kencang.
“Bencana alam memang tidak bisa dihindari, tetapi bisa diminimalisir dampaknya jika kita memiliki kesiapsiagaan, pengetahuan, dan keterampilan dalam melakukan pencegahan serta mitigasi,” ujar Maliki.
Tak hanya bencana alam, potensi bencana non-alam seperti pandemi, kegagalan teknologi, serta konflik sosial juga menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, Wabup menekankan pentingnya peran desa sebagai garda terdepan dalam sistem penanggulangan bencana. Aparatur desa, katanya, harus memiliki pemahaman dasar tentang penanganan bencana dari sebelum hingga setelah kejadian.
“Melalui pelatihan ini, saya berharap akan lahir kader-kader tangguh di desa-desa yang mampu menjadi pelopor dalam upaya penanggulangan bencana. Mereka diharapkan memiliki wawasan dan keahlian yang cukup untuk bertindak cepat dan tepat ketika situasi darurat terjadi,” tambahnya.
Wabup juga mendorong terciptanya jejaring koordinasi antar desa serta dengan instansi terkait, agar respons penanganan bencana dapat dilakukan lebih efektif dan terorganisir. Ia pun mengajak seluruh peserta untuk menanamkan budaya sadar bencana di tengah masyarakat, khususnya kepada kalangan muda dan pelajar, guna mendorong terbentuknya karakter yang peduli terhadap keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gayo Lues, Muhaimin, ST., M.Ec.Dev, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi penguatan sistem penanggulangan bencana di tingkat masyarakat. Menurutnya, upaya mitigasi yang dilakukan sebelum bencana terjadi adalah langkah paling strategis dalam mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan.
“Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar pemerintah desa memahami langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan. Tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi sejak jauh hari sebelum kejadian, serta bagaimana menghadapi dan memulihkan situasi setelahnya,” jelas Muhaimin.
Pelatihan ini mencakup materi-materi tentang identifikasi potensi bencana di wilayah masing-masing, penyusunan rencana tanggap darurat tingkat desa, serta simulasi penanganan saat situasi darurat. Kegiatan dilaksanakan secara interaktif dengan menghadirkan pemateri dari unsur BPBD, TNI, kepolisian, dan praktisi kebencanaan.
Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapan desa-desa di Gayo Lues dalam membangun masyarakat yang tangguh menghadapi bencana serta mendorong kolaborasi lintas sektor dalam sistem penanggulangan bencana yang terintegrasi dan berkelanjutan. (Abdiansyah)