JAKARTA — Pemerintah menekankan peran strategis para Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) dalam mendukung penuh visi-misi Presiden serta menjadi garda depan diplomasi ekonomi dan pengaruh global Indonesia. Penegasan ini disampaikan Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenko Polkam), Letjen TNI (Purn.) Lodewijk F. Paulus, dalam kegiatan orientasi Calon Dubes LBBP RI yang digelar di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Dalam arahannya, Wamenko Polkam mengingatkan bahwa seluruh calon duta besar wajib menjadikan visi-misi Presiden sebagai pijakan utama dalam menjalankan tugas kenegaraan. Hal ini termasuk mewujudkan Asta Cita dan 17 Program Prioritas Presiden yang kini menjadi fondasi arah pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Para duta besar harus berperan aktif dalam diplomasi ekonomi guna mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Ini bukan hanya angka, tetapi cerminan harapan rakyat terhadap kesejahteraan,” ujar Lodewijk di hadapan 22 calon dubes dan jajaran pejabat Kemenko Polkam.
Ia menekankan bahwa para perwakilan diplomatik Indonesia harus mampu menjadi agen transformasi strategis di negara penempatan masing-masing, terutama dalam sektor yang menjadi prioritas nasional seperti teknologi kesehatan, energi bersih, keamanan pangan, dan pertahanan. Duta besar, lanjutnya, tidak hanya mewakili negara secara simbolik, tetapi juga membawa mandat geopolitik untuk mengangkat posisi Indonesia dalam pergaulan internasional.
Secara khusus, ia menyinggung target besar Presiden Prabowo dalam meningkatkan Global Power Index Indonesia menjadi peringkat 29 dunia pada tahun 2029. Untuk mencapainya, para duta besar diharapkan tak hanya menjadi juru bicara diplomatik, tetapi juga pelaku aktif dalam mendorong investasi strategis, membangun jejaring politik luar negeri, serta mempromosikan kepemimpinan Indonesia dalam forum-forum global.
“Bagi yang akan ditempatkan di negara-negara adidaya di bidang teknologi kesehatan, kemampuan diplomasi di sektor global health harus menjadi kompetensi utama. Dunia saat ini tengah beralih dari konflik konvensional menuju tantangan non-tradisional seperti pandemi, perubahan iklim, dan ketimpangan digital,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Wamenko Polkam juga mengutip pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut bahwa kemampuan suatu negara untuk menjadi maju dan sejahtera sangat tergantung pada kemampuannya mengatasi tantangan strategis global dan domestik secara adaptif dan visioner.
“Dengan tetap menjunjung tinggi prinsip politik luar negeri bebas-aktif, para calon duta besar harus mampu membangun narasi positif tentang Indonesia sebagai negara yang berdaulat, inklusif, dan berdaya saing,” tegas Lodewijk.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi antarlembaga dan sinergi lintas sektor, khususnya antara Kementerian Luar Negeri dan Kemenko Polkam, agar seluruh kebijakan strategis Indonesia di panggung global memiliki arah yang konsisten dan solid.
“Kami berharap Bapak/Ibu calon duta besar dapat menjadi perwakilan terbaik Indonesia, tidak hanya dalam membangun hubungan bilateral, tetapi juga dalam memperjuangkan kepentingan nasional di tataran multilateral,” pungkasnya.
Pembekalan ini diikuti oleh 22 calon duta besar yang akan ditugaskan ke berbagai negara mitra strategis Indonesia. Mereka merupakan bagian dari diplomasi generasi baru yang diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan ketangguhan, kecakapan negosiasi, dan integritas kebangsaan. (*)