Kecamatan Putri Betung tercatat sebagai wilayah dengan dampak paling parah. Beberapa desa di daerah tersebut, termasuk Desa Pungke, mengalami kerusakan signifikan pada akses jalan dan fasilitas umum. Jaringan transportasi lumpuh total akibat longsor dan jembatan rusak, memaksa tim bantuan menempuh jalur alternatif yang jauh dari kata ideal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, SIK menyebut bahwa tim di lapangan menghadapi tantangan besar dalam menjangkau desa-desa terisolasi. “Hingga saat ini, untuk mengakses lokasi tersebut harus menempuh jalur menggunakan sepeda motor trail dan berjalan kaki, yang kemudian dilanjutkan menyeberang dengan menggunakan tali atau kabel sling,” jelasnya. Di beberapa titik, warga dan relawan harus menyeberang sungai menggunakan rakitan darurat dari ban bekas, atau meniti jembatan tali yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Kondisi geografis yang ekstrem dan medan yang berat membuat proses distribusi bantuan menjadi sangat lambat. Sebuah truk pengangkut bantuan sempat terjebak lumpur selama berjam-jam, menyulitkan kelangsungan pengiriman kebutuhan dasar seperti beras, air bersih, obat-obatan, serta perlengkapan bayi dan lansia. Sejumlah logistik bahkan hanya bisa dijinjing dan diangkut oleh personel yang berjalan kaki menyusuri lereng dan aliran sungai.
Pemerintah daerah telah menurunkan alat berat ke beberapa titik untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor. Namun, kecepatan penanganan sangat tergantung pada kondisi cuaca dan kestabilan medan. Di beberapa lokasi, endapan lumpur dan batu masih menghalangi jalur utama, membutuhkan pengerjaan manual untuk mempercepat pembersihan.
Meski begitu, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir. Lembaga pemerintahan, jajaran TNI-Polri, relawan kemanusiaan, dan masyarakat lokal saling bahu-membahu menerobos medan sulit demi memastikan suplai bantuan dapat sampai ke tangan warga terdampak. Proses evakuasi warga lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak dilakukan secara bertahap, terutama di desa-desa dengan potensi risiko longsor susulan atau aliran air yang masih deras akibat curah hujan tinggi.
Situasi ini menjadi perhatian khusus pemerintah pusat, mengingat keterisolasian dan skala dampak bencana memerlukan penanganan lintas sektor. Peningkatan koordinasi dan percepatan logistik darurat menjadi fokus utama dalam masa tanggap darurat yang hingga kini masih berlangsung. Warga yang bertahan di desa meminta adanya pembangunan jembatan darurat dan pengembalian akses komunikasi yang hingga kini belum pulih sepenuhnya.
Rasa solidaritas menjadi salah satu kekuatan utama dalam menghadapi krisis ini. Warga di desa yang aksesnya masih bisa dijangkau turut membantu distribusi ke desa tetangga yang lebih terdampak. Mereka menyebrang sungai, menempuh hutan, dan berjalan kaki sepanjang puluhan kilometer demi satu tujuan: memastikan tak seorang pun tertinggal atau terabaikan dalam situasi darurat yang memprihatinkan ini.
RED