Nagan Raya – Aceh : Pemerintah Gampong Kuta Sayeh Kecamatan Seungan Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh Memperingati Nuzulul Qur’an Malam 17 Ramadhan 1445.H./ 2024.M. yang bertempat di Halaman Masjid Setempat. Rabu, 27 /03 /2024.
Kechik Kuta Sayeh Muhammad Abbas Mengatakan, Kegiatan Nuzulul Qur’an ini agenda Tahunan dan di setiap tahun mengambil di malam 17 Ramdhan, ini sudah kesepakatan para Masyarakat Kuta Sayeh.
Sebagai Pendakwah tahun ini Tgk.Ismail Dari Aceh Selatan.
” Pembaca Al-Qur’an di dalam Bulan Ramadhan momentum Rasulullah”
Muhammad Abbas, juga menambahkan, dalam momentum Nuzulul Qur’an ini meminta Terimakasih kepada Masyarakat Gampong Kuta Sayeh yang telah mendukung kegiatan Nuzulul Qur’an ini. Ucapan Muhammad Abbas.
Selain Dakwah juga Masyarakat Bersama Muspika Buka Puasa Bersama di Masjid Al-Ikhlas Gampong Kuta Sayeh
Dalam Kegiatan tersebut turut menghadiri Camat Seunagan. Kapolsek Seunagan. Danramil Imum Mukim Parom Dan Para Keuchik Tertanga Gampong Kuta Sayeh.
Dalam isi Dakwah tersebut Tgk Ismail Aceh Selatan Mejelaskan tentang Puasa di Bulan suci Ramadhan.
Bahwa syarat sah puasa adalah beragama Islam dan disertai niat, sebagaimana dalam ibadah-ibadah lainnya. Maka bagi yang tidak beragama Islam puasanya tidak diterima, begitu juga kalau menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasanya tanpa niat, menurut kesepakatan kelima mazhab.
Selain syarat di atas adalah suci dari haid, nifas, tidak sakit dan tidak berada dalam perjalanan. Bagi orang yang mabuk dan pingsan menurut beberapa mazhab ada perbedaan pendapat.
Menurut mazhab Syafi’i : Jika perasaan orang yang mabuk / pingsan tersebut hilang sepanjang waktu berpuasa, maka puasanya tidak sah, tetapi jika hanya sebagian waktu puasa saja maka puasanya sah.
Namun bagi orang pingsan wajib mengganti puasanya apapun penyebab pingsannya, tetapi bagi orang yang mabuk , tidak wajib mengganti puasa jika mabuk tidak disebabkan oleh dirinya sendiri.
Menurut mazhab Maliki : Orang yang mabuk / pingsan mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, atau tidak sadar dari sebagian besar waktu puasa, maka puasanya tidak sah. Tetapi kalau tidak sadar hanya setengah hari atau lebih sedikit dan mereka sadar pada waktu niat, dan berniat, kemudian jatuh pingsan / mabuk maka mereka tidak diwajibkan mengganti puasa.
Dan waktu niat puasa menurut mazhab Maliki yaitu dari Maghrib sampai fajar.
Menurut mazhab Hanafi : Orang yang pingsan adalah seperti orang gila, dan orang gila / hilang akal itu selama satu bulan Ramadan penuh, maka dia tidak diwajibkan mengganti saat sudah siuman. Tetapi kalau gilanya itu hanya setengah bulan dan hari sisanya ia sadar, maka dia tetap harus berpuasa, dan wajib mengganti puasa yang dia tinggalkan.
Menurut mazhab Hambali : Bagi orang yang mabuk / pingsan wajib menggantinya apapun penyebabnya, baik dari dirinya sendiri, dipaksa ataupun tidak sengaja. (red )