Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) memberikan pembekalan kepada para Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia dalam rangka orientasi diplomatik yang diselenggarakan di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Selasa (30/07/2025).
Dalam sambutannya, Menko Polhukam menekankan bahwa kerja sama internasional bukan sekadar ajang untuk menjalin relasi antarnegara secara formal dan bermartabat, melainkan juga sebagai instrumen utama dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia. Di tengah pergeseran arsitektur global dari multilateralisme menuju unilateralisme yang mengedepankan kepentingan sempit tiap negara, Menko menilai tantangan diplomasi Indonesia menjadi semakin kompleks.
“Paradigma ‘my country first’ yang kini mendominasi kebijakan banyak negara telah berdampak pada perubahan arah ekonomi global, dinamika hubungan bilateral maupun regional, serta menimbulkan ketidakpastian dalam sektor perdagangan dan investasi. Di sinilah peran strategis para duta besar menjadi sangat penting,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan berkelanjutan memerlukan kontribusi signifikan dari sektor investasi dan perdagangan. Untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen dan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah, Indonesia membutuhkan arus investasi yang lebih besar dan produktif.
Ia menegaskan bahwa para duta besar tidak hanya berfungsi sebagai perwakilan diplomatik, tetapi juga sebagai promotor utama ekonomi nasional di negara penempatan masing-masing. Menurutnya, para diplomat perlu mampu menyampaikan pesan yang kuat kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi, memberikan kepastian hukum bagi investor, serta membuka ruang kerja sama perdagangan yang adil dan saling menguntungkan.
“Duta besar adalah juru bicara kepentingan nasional. Mereka harus membawa semangat Indonesia Maju, menjaga kehormatan bangsa, dan menjadi garda terdepan dalam diplomasi ekonomi maupun politik,” ucap Menko Polhukam dalam sesi pembekalan tersebut.
Ia juga mengingatkan agar para calon duta besar terus memegang teguh integritas, memahami geopolitik kawasan secara tajam, dan tanggap terhadap dinamika global yang dapat memengaruhi kepentingan Indonesia. Kerja diplomasi ke depan, katanya, menuntut kepekaan strategis dan kelincahan dalam menjawab perubahan zaman yang serba cepat.
Mengakhiri arahannya, Menko Polhukam mengucapkan selamat bertugas kepada para calon duta besar yang akan mengemban amanah sebagai representasi negara. Ia berharap para diplomat dapat menjadikan kepercayaan negara sebagai bentuk pengabdian tertinggi, sekaligus wujud komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan yang diperhitungkan dalam percaturan global.(*)