Bireuen, 16 Juli 2025 – Suasana baru yang penuh semangat dan keceriaan kini menyelimuti Perpustakaan Gampong di Meunasah Teungku Digadong, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Hal ini tak lepas dari inisiatif luar biasa yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Tematik Literasi Universitas Syiah Kuala (USK) yang berhasil menghidupkan kembali aktivitas literasi di tengah masyarakat, khususnya bagi anak-anak.
Kegiatan revitalisasi perpustakaan ini di mulai sejak Rabu, 05 Juli 2025, sebagai bagian dari program KKN Tematik Literasi yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca dan menciptakan ruang belajar yang inklusif dan menyenangkan bagi warga desa. Melalui pendekatan kreatif seperti pojok baca anak, lomba mewarnai, kelas membaca bersama, hingga penataan ulang koleksi buku, mahasiswa KKN USK mampu menarik antusiasme puluhan anak dan remaja untuk kembali menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang hidup dan bermakna.
Kelompok mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari lintas fakultas di USK, yakni:
- Teuku Ridwansyah – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- Anissatul Muthiah – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- Afifah Tazkiya – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- Salaisya Putri Nabila – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- Okta Vadilla – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- As-Syifayatul Amalia – FISIP / Ilmu Pemerintahan
- Yolanda Fitrah Vadisa – FEB / Manajemen
- Shalsabilla Putri Rinaldi – FEB / Manajemen
- Desi Marlina – FEB / Manajemen
- Syifa Fania – FKEP / Ilmu Keperawatan
Teuku Ridwansyah selaku Ketua kelompok menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa bukan hanya untuk menyelesaikan program kerja, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan warga. “Kami ingin menciptakan ruang yang nyaman bagi anak-anak untuk belajar dan bermain sambil menumbuhkan rasa cinta terhadap buku. Suasana yang dulunya sepi, kini mulai ramai dengan tawa dan cerita anak-anak desa,” ungkap Ridwansyah.
Momen yang paling menyentuh terjadi ketika seorang anak kecil menghampiri mahasiswa sambil membawa buku cerita lusuh miliknya dan berkata, “Kak, sekarang aku bisa baca ini di sini, ya?” Ucapan polos itu seketika membuat beberapa mahasiswa menahan haru. Salah satu anggota tim bahkan mengaku meneteskan air mata saat melihat anak-anak dengan penuh semangat antre membaca buku, yang dulu hanya tersusun rapi namun tak tersentuh.
Kepala Gampong serta tokoh masyarakat setempat menyambut baik kegiatan ini. Mereka mengapresiasi kontribusi mahasiswa KKN yang telah memberi warna baru dalam pembangunan kapasitas literasi desa. Beberapa warga bahkan menyampaikan harapan agar perpustakaan tetap aktif ke depannya, dan menjadi tempat rujukan belajar bagi generasi muda.
Melalui semangat kolaboratif, program ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan literasi bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga bisa digerakkan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan sosial di tengah masyarakat. (*)














































