JAKARTA | Literatur Institut mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Seruan ini disampaikan menyusul munculnya sejumlah kasus dugaan keracunan makanan yang dialami oleh penerima manfaat program di berbagai daerah.
Direktur Literatur Institut, Asran Siara, mengatakan bahwa evaluasi perlu dilakukan secara komprehensif terhadap seluruh rantai pelaksanaan, mulai dari standar operasional hingga sistem pengawasan internal di tingkat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tujuannya, untuk memastikan insiden serupa tidak terjadi kembali pada masa mendatang.
“Kita berharap program pemenuhan gizi masyarakat tetap berjalan dengan prinsip zero accident,” kata Asran di Jakarta, Sabtu (27/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyambut baik langkah cepat yang diambil BGN dalam merespons insiden tersebut, termasuk penutupan sedikitnya 40 SPPG yang tidak memenuhi standar operasional. Menurutnya, program pemenuhan gizi tidak hanya penting secara sosial, tetapi juga strategis bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
“Program pemenuhan gizi adalah instrumen vital untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Karena itu, aspek keamanan pangan dan keselamatan penerima manfaat harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Asran juga menilai sikap terbuka BGN yang secara resmi meminta maaf kepada publik sebagai bentuk tanggung jawab moral yang patut diapresiasi. Permintaan maaf tersebut dinilai penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program makanan bergizi yang menjadi salah satu agenda nasional.
“Permohonan maaf ini penting sebagai bentuk tanggung jawab moral atas insiden yang terjadi. Ini juga mencerminkan komitmen BGN terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas,” kata Asran.
Ia menyebut bahwa respons cepat BGN, termasuk janji evaluasi, menunjukkan kesungguhan lembaga negara dalam menghadapi persoalan publik secara terbuka dan responsif. Hal ini penting, mengingat program MBG menyangkut kesehatan dan keselamatan jutaan anak dan ibu hamil di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik S. Deyang, telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat secara terbuka. Permintaan maaf itu disampaikan dalam konferensi pers di Kantor BGN, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
“Yang paling penting, dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN. Atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf,” ujar Nanik, dengan suara terbata.
Kasus dugaan keracunan makanan yang dipasok oleh sejumlah SPPG dalam program MBG tengah menjadi perhatian publik. Pemerintah melalui BGN menyatakan tengah melakukan evaluasi total terhadap pelaksanaan program, termasuk penguatan sistem pengawasan, pelatihan ulang tenaga lapangan, serta revisi standar operasional.
Program Makan Bergizi Gratis digulirkan pada awal 2025 sebagai bagian dari program prioritas nasional untuk memperkuat ketahanan gizi, terutama pada anak-anak usia sekolah dan ibu hamil. Hingga kini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.


































