Medan, Baranews — Konsulat Jenderal Malaysia di Medan menyelenggarakan Majlis Makan Malam dalam rangka memperingati Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia ke-68 tahun 2025, yang digelar di JW Marriott Hotel, Medan, Selasa (23/9/2025). Acara ini dihadiri lebih dari 300 undangan dari berbagai unsur pemerintahan, diplomatik, dunia usaha, pendidikan, hingga tokoh masyarakat dari berbagai provinsi di Sumatera, termasuk Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Aceh.
Dalam sambutannya, Konsul Jenderal Malaysia di Medan, Shahril Nizam Abdul Malek, menyampaikan bahwa Malaysia saat ini tengah berada pada jalur menuju status negara maju dan berpendapatan tinggi dalam satu dekade mendatang, sejalan dengan visi Ekonomi Madani yang diusung pemerintahan Malaysia.
Ia merinci sejumlah capaian penting yang berhasil diraih Malaysia sepanjang tahun 2024, termasuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen, pencapaian tertinggi sepanjang sejarah dalam realisasi investasi senilai RM378,5 miliar, serta penciptaan lebih dari 207 ribu lapangan kerja. Malaysia juga mencatat lompatan signifikan dalam World Competitiveness Ranking 2025, naik 11 peringkat ke posisi 23 dari sebelumnya di posisi 34.
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2025, Malaysia menurutnya terus mendorong nilai inklusivitas dan keberlanjutan di kawasan, serta memainkan peran aktif memelihara stabilitas dan keamanan regional melalui kolaborasi yang lebih erat antarnegara di Asia Tenggara.
Dalam hubungan bilateral, Konsul Jenderal menekankan bahwa Indonesia merupakan mitra dagang terbesar kedua Malaysia di Asia Tenggara, dan mitra dagang ketujuh secara global. Total nilai perdagangan dua negara pada 2024 tercatat sebesar USD25,50 miliar (setara dengan RM116,29 miliar), meningkat 4,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Di tingkat provinsi, Sumatera Utara mencatat nilai perdagangan dengan Malaysia melampaui USD1 miliar pada 2024, menjadikan Malaysia sebagai investor ASEAN kedua terbesar di provinsi tersebut.
Di sektor pariwisata, Malaysia mencatat kunjungan 38 juta wisatawan mancanegara pada 2024, dengan 4,1 juta di antaranya berasal dari Indonesia. Angka ini mencerminkan peningkatan hampir 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Hingga pertengahan 2025, jumlah kunjungan wisatawan Indonesia ke Malaysia telah mencapai lebih dari 2,1 juta orang, atau naik 14,8 persen dibanding periode yang sama pada 2024. Indonesia tetap menjadi pasar pariwisata kedua terbesar bagi Malaysia, dan sebaliknya, Malaysia juga merupakan pasar wisata terbesar bagi Indonesia.
Sementara itu, mewakili Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Basarin Yunus Tanjung, menyampaikan bahwa kehadiran Konsul Jenderal Malaysia membawa arti penting sebagai jembatan diplomatik antara Malaysia dan Sumatera. Peran tersebut tak hanya memperkuat hubungan kedua negara dalam sektor perdagangan dan pendidikan, tetapi juga dalam membangun kerja sama strategis di bidang pariwisata, budaya, hingga hubungan masyarakat.
Menurutnya, Konsulat Jenderal Malaysia mencerminkan komitmen tinggi untuk membina hubungan yang saling menghormati, bermanfaat, dan berkelanjutan dengan masyarakat di kawasan Sumatera.
Majelis malam itu juga menjadi panggung apresiasi budaya. Para tamu disuguhi sajian kuliner khas Malaysia seperti sate, nasi lemak, nasi ayam hainan, roti canai, aneka kuih-muih, dan teh tarik. Beragam pertunjukan kebudayaan juga ditampilkan, mulai dari tarian tradisional hingga lagu-lagu populer dari Negeri Jiran.
Dari Aceh, hadir secara khusus Wali Nanggroe Aceh Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar serta Ketua Influencer Aceh, Tarmizi Age (Almukarram) dari jaringan relawan BP Mualem – Dek Fad. Dalam kesempatan tersebut, Wali Nanggroe mengungkapkan kedekatannya dengan Malaysia, mengingat dirinya lahir di Singapura dan memiliki hubungan historis yang erat antara Aceh dan Malaysia.
Sementara itu, Tarmizi Age berharap Malaysia dapat membuka peluang lebih luas bagi generasi muda Aceh dalam bidang pendidikan, termasuk akses beasiswa dan peluang belajar di sektor energi seperti Petronas. Ia juga menyampaikan harapan adanya kerja sama di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan eksplorasi potensi sumber daya alam Aceh.
Majlis makan malam tersebut berlangsung dalam suasana penuh keakraban, mencerminkan hubungan harmonis dan saling menghormati antara dua bangsa serumpun yang terus tumbuh dengan semangat kolaborasi dan persaudaraan. (red)