Jakarta – Pihak Istana menaruh perhatian serius pada aksi demonstrasi besar-besaran di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi berharap situasi segera mereda agar tidak mengganggu kehidupan masyarakat dan roda perekonomian daerah.
“Kita sih berharap segera selesailah karena kan apapun itu jangan sampai kemudian mengganggu kehidupan bermasyarakat di Pati, jangan juga mengganggu kehidupan ekonomi Pati,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Ia mengingatkan bahwa aksi ini berlangsung menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. “Semoga bisa segera dicari jalan keluar masing-masing pihak,” tambahnya.
Prasetyo juga mengajak semua pihak untuk menahan diri. Menurutnya, pemerintah pusat menghormati proses unjuk rasa yang dilakukan masyarakat, namun berharap penyelesaian bisa ditempuh dengan cara damai. “Tentu yang pertama-tama kami selaku pemerintah pusat menaruh perhatian dan memohon kepada semua pihak untuk juga menahan diri,” katanya.
Ia menegaskan pemerintah pusat sudah berkoordinasi dengan Bupati Sudewo dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi untuk mencari solusi. “Kemudian saya juga memonitor terus berkomunikasi dengan Bapak Gubernur Jawa Tengah, semoga juga segera bisa kita cari jalan keluar terbaik,” tegasnya.
Sementara itu, pada pagi tadi, puluhan ribu orang dari Pati dan wilayah sekitar memadati alun-alun untuk menuntut Sudewo mundur. Massa memprotes kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan hingga 250 persen, meski kebijakan itu telah dibatalkan. Pernyataan Sudewo yang menantang warga untuk melakukan demo besar-besaran sebelumnya juga memicu kemarahan publik.
Sekitar pukul 11.00 WIB, situasi memanas. Massa melempar botol air mineral dan gelas plastik ke arah aparat, merobek baliho, memecahkan kaca kantor bupati, dan mencoba merobohkan gerbang pendapa. Kericuhan memuncak saat mobil provos milik Polres Grobogan dibakar dan dibalik di tengah jalan.
Polisi merespons dengan tembakan gas air mata dan semprotan water cannon. Massa terpencar, sebagian berlarian ke Masjid Agung Baitunnur untuk berlindung.
Pukul 12.16 WIB, Sudewo akhirnya keluar menemui massa dengan pengawalan ketat menggunakan mobil rantis polisi. Ia menyampaikan permintaan maaf singkat sebelum kembali masuk karena situasi dinilai tidak aman. Saat berjalan menuju kendaraan, ia dilempari air minum kemasan dan sandal oleh pengunjuk rasa.
Hingga sore, situasi di pusat kota mulai terkendali. Namun, ketegangan politik di Pati masih tinggi, dan aparat terus melakukan pengamanan untuk mengantisipasi aksi lanjutan. (*)