Medan, Baranews — Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) menggelar konsolidasi akbar di Asrama Haji, Medan, dalam rangka mendorong percepatan terwujudnya daerah otonomi baru, yakni Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA). Pertemuan ini menjadi ajang penyatuan tekad dan strategi perjuangan, yang selama ini telah digulirkan oleh para tokoh dan masyarakat dari wilayah tengah Aceh tersebut.
Ketua Umum KP3ALA, Zam Zam Mubarak, menyampaikan bahwa pemekaran Provinsi ALA telah menjadi kebutuhan mendesak, tidak hanya untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan kesejahteraan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi nasional. “Pemekaran ini bukan hanya untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan kesejahteraan, tapi juga bagian dari kepentingan strategis nasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir dan memberikan dukungan langsung tokoh masyarakat Aceh, Drs. H. Syahbudin, BP. MM, dan Ibu Nilawati Mustafa M. Tamy. Keduanya secara simbolis mengukuhkan kembali struktur komite baik di tingkat pusat maupun daerah. Kehadiran mereka disebut menjadi penyemangat baru, khususnya bagi para pejuang ALA yang telah hampir dua dekade memperjuangkan pemekaran wilayah ini.
Syahbudin mengungkapkan keprihatinannya terhadap lambatnya pembangunan di Aceh meski telah mendapatkan kucuran dana otonomi khusus sejak lama. Menurutnya, setelah hampir 20 tahun dana otsus berjalan, Aceh masih berada pada peringkat bawah dalam indikator kemiskinan di Sumatera. Dalam konteks ini, ia menilai pemekaran menjadi solusi logis untuk menghadirkan pemerintahan yang lebih dekat dengan rakyat serta membuka peluang pengelolaan potensi daerah secara lebih optimal.
Potensi sumber daya alam di wilayah ALA disebut menjadi salah satu kekuatan utama untuk menopang berdirinya provinsi baru ini. Dari kawasan ekosistem Gunung Leuser, kopi arabika Gayo, kakao berkualitas ekspor, hingga kekayaan kehutanan, keseluruhan potensi itu dinilai mampu menjadikan ALA sebagai daerah dengan basis ekonomi kuat dan berkelanjutan. “Jika dikelola dengan baik, ALA bisa menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia,” tegas Syahbudin.
Lebih jauh, kawasan ini juga dinilai memiliki nilai strategis sebagai poros pertahanan nasional sekaligus simbol kebhinekaan Indonesia di wilayah barat. ALA, dengan komposisi etnis yang plural serta posisi geografis yang vital, dinilai dapat memperkuat konektivitas dan ketahanan nasional di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Harapan terhadap pemekaran Provinsi ALA disebut semakin terbuka di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Zam Zam Mubarak menyebut, agenda pembentukan daerah otonomi baru termasuk ALA telah tercantum dalam Asta Cita Presiden dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke depan.
“Kami percaya perjuangan ini akan melahirkan ALA sebagai provinsi baru yang membawa kesejahteraan bagi rakyat dan memperkuat pertahanan nasional,” ujar Zam Zam dalam penutupan acara konsolidasi. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat ALA untuk bersatu dalam semangat yang sama, memastikan perjuangan ini tetap berjalan di jalur konstitusi dan demi masa depan yang lebih baik. (*)