Pati – Gelombang massa yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya memuncak menjadi kericuhan besar, Rabu (13/8/2025). Aksi yang sejak pagi berlangsung di alun-alun Pati ini berakhir dengan perusakan fasilitas umum, pembakaran mobil, dan bentrok antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan.
Sudewo, yang baru dilantik pada 18 Juli 2025, menegaskan menolak memenuhi tuntutan pengunduran diri. “Saya kan dipilih rakyat secara konstitusional dan secara demokratis, jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan seperti itu. Semua ada mekanisme,” ujarnya di kantornya di sela-sela aksi. Saat ditanya kembali apakah tuntutan massa bisa dipenuhi, ia menjawab singkat, “Kan sudah saya sampaikan tadi.”
Sejak pukul 08.00 WIB, puluhan ribu orang dari Pati dan daerah sekitar memadati area alun-alun, membawa poster dan spanduk bertuliskan desakan agar bupati mundur. Mereka memprotes kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan yang mencapai 250 persen, meski belakangan dibatalkan. Kebijakan itu ditambah pernyataan Sudewo yang menantang warga untuk menggelar demo besar, dinilai memicu kemarahan publik.
Hingga pukul 11.00 WIB, Sudewo belum menemui massa. Situasi mulai panas ketika sejumlah orang melempar botol air mineral dan gelas plastik ke arah aparat. Baliho dirobek, kaca kantor bupati pecah, dan massa mencoba merobohkan gerbang pendapa. Kericuhan mencapai puncaknya ketika mobil provos milik Polres Grobogan dibakar dan dibalik di tengah jalan.
Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan penyemprotan water cannon, memecah konsentrasi massa yang kemudian terpencar. Sebagian berlarian menyelamatkan diri ke Masjid Agung Baitunnur, sementara lainnya bertahan di sekitar pendapa.
Sekitar pukul 12.16 WIB, Sudewo akhirnya keluar menemui massa dengan pengawalan ketat mobil rantis. Ia sempat menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan memperbaiki kebijakan, tetapi situasi tak kondusif memaksanya kembali masuk ke kantor. Saat berjalan menuju kendaraan, ia dilempari air minum kemasan dan sandal oleh pengunjuk rasa.
Aksi ini juga diwarnai perusakan bangunan milik Pemkab Pati di kompleks Pendopo Kabupaten di Jalan Tombronegoro. Kaca jendela bangunan pecah akibat lemparan benda keras. Sementara di Jalan Dokter Wahidin, sebuah mobil hangus terbakar dalam kondisi terbalik. Warga menduga mobil itu milik aparat yang sebelumnya berada di tengah kerumunan.
Meski sempat beredar kabar adanya korban jiwa, pihak berwenang belum memberikan konfirmasi resmi. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait pelaku perusakan, pembakaran, serta provokator dalam aksi tersebut.
Menjelang sore, aparat mulai menertibkan area dan menghalau massa dari pusat kota. Meski situasi relatif kondusif, ketegangan politik di Pati masih terasa kuat. Potensi aksi lanjutan tidak tertutup, mengingat sebagian besar massa menyatakan akan terus turun ke jalan hingga Sudewo lengser. (*)