JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat serangkaian kejadian bencana hidrometeorologi yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam terakhir di sejumlah wilayah Indonesia. Data terkini dihimpun sejak Sabtu (6/12) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (7/12) pukul 07.00 WIB, mencakup kejadian banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang dipicu curah hujan tinggi.
Pelaporan baru pertama datang dari Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, di mana hujan lebat menyebabkan banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Bencana tersebut berdampak pada 413 kepala keluarga (KK) atau 1.224 jiwa, dengan 150 jiwa di antaranya harus mengungsi. Kerusakan juga terjadi pada 316 unit rumah, tiga fasilitas ibadah, dan dua fasilitas pendidikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang telah melakukan langkah cepat berupa evakuasi korban serta distribusi bantuan logistik kepada warga terdampak sejak Sabtu siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian serupa juga terjadi di Kabupaten Bogor, masih di wilayah Jawa Barat, akibat curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Kali Cibagolo. Banjir melanda tiga desa di dua kecamatan, yaitu Desa Pasir Jambu di Kecamatan Sukaraja, serta Desa Pakansari dan Kelurahan Tengah di Kecamatan Cibinong. Sebanyak 89 KK (160 jiwa) terdampak, dengan dua KK atau delapan jiwa mengungsi. Sebanyak 89 unit rumah terendam banjir. BPBD setempat telah melakukan asesmen awal dan berkoordinasi dengan aparat kecamatan serta desa.
Bencana juga menerjang Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, pada hari yang sama. Hujan dengan intensitas tinggi menimbulkan banjir di empat desa yang tersebar di dua kecamatan, yaitu Desa Sugihmanik dan Desa Ringinpitu di Kecamatan Tanggungharjo, serta Desa Medani dan Desa Kejawan di Kecamatan Tegowanu. Sebanyak 80 KK terdampak, sementara kerusakan mencakup 80 unit rumah, jebolnya pintu air KB1, dan tiga akses jalan yang terdampak luapan air sungai. Data mengenai kerusakan lahan pertanian masih dalam proses pendataan.
Sementara di Kabupaten Jember, Jawa Timur, banjir melanda Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari. Banjir dipicu naiknya debit sungai setelah hujan lebat yang terjadi sepanjang Sabtu (6/12). Peristiwa ini mengakibatkan 85 KK atau 255 jiwa terdampak, dengan 85 rumah tergenang. BPBD Jember bersama Muspika dan perangkat desa telah melakukan pembersihan rumah-rumah warga serta menyusun agenda kerja bakti lanjutan.
Selain itu, BNPB bersama pemerintah daerah serta sejumlah kementerian dan lembaga masih melakukan penanganan darurat secara intensif di tiga provinsi utama terdampak bencana skala besar: Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Ketiga wilayah ini tengah mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor sejak akhir November lalu, dan saat ini masih dalam status tanggap darurat.
Menyikapi situasi cuaca yang masih dinamis dan potensi bencana yang meningkat seiring masuknya puncak musim hujan, BNPB kembali mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Masyarakat di wilayah berisiko diminta untuk aktif memantau informasi cuaca resmi dari BMKG serta peringatan dini dari BPBD setempat, dan meningkatkan kesiapsiagaan berbasis komunitas. Warga yang tinggal di dekat aliran sungai atau daerah lereng diminta memperhatikan kondisi alam sekitar, seperti perubahan warna air, suara gemuruh, atau retakan tanah yang bisa menjadi tanda awal potensi bencana.
BNPB juga mengingatkan pentingnya rencana evakuasi keluarga, disertai penyediaan tas siaga yang memuat kebutuhan dasar. Koordinasi antardesa dan antarwarga di wilayah hulu-hilir juga diharapkan semakin diperkuat untuk mendeteksi secara dini perubahan cuaca ekstrem dan mencegah risiko jatuhnya korban jiwa.
Pemetaan dan asesmen risiko, mitigasi berbasis komunitas, dan edukasi kebencanaan menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya sistematis membangun ketangguhan masyarakat di tengah eskalasi bencana-bencana hidrometeorologi yang cenderung meningkat akibat perubahan iklim dan degradasi lingkungan. (*)


































