Banda Aceh — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Aceh. Gelombang diperkirakan akan mencapai ketinggian 2,5 hingga 4 meter dalam beberapa hari ke depan, terutama di wilayah barat dan selatan Aceh.
Prakirawan BMKG Banda Aceh, M. Jamal, menyampaikan bahwa kondisi ini perlu menjadi perhatian serius, khususnya bagi masyarakat pesisir, nelayan tradisional, serta pengguna jasa transportasi laut. “Gelombang tinggi ini bisa mencapai 2,5 hingga 4,0 meter atau lebih. Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi,” kata Jamal di Banda Aceh, Kamis (2/10/2025).
Menurut data BMKG, beberapa wilayah yang berpotensi terdampak di antaranya Perairan Sabang – Banda Aceh dengan tinggi gelombang diperkirakan 1,25 hingga 2,5 meter. Sementara Perairan Aceh Besar hingga Meulaboh, serta Perairan Singkil – Pulau Banyak diperkirakan akan mengalami gelombang lebih tinggi, berkisar antara 2,5 hingga 4 meter.
BMKG menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi udara di wilayah Aceh. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di Samudera Hindia barat Aceh dan perairan timur juga meningkatkan potensi penguapan, yang pada akhirnya memperkuat pembentukan awan hujan dan sistem tekanan rendah yang turut memengaruhi tinggi gelombang laut.
Pola angin di wilayah perairan Aceh umumnya bertiup dari arah timur laut hingga timur, dengan kecepatan antara 4 hingga 25 knot. Kombinasi faktor angin dan suhu muka laut ini turut memicu peningkatan aktivitas gelombang, terutama di wilayah terbuka yang tidak terlindungi daratan.
BMKG mengimbau seluruh pihak untuk mengambil langkah antisipatif. Nelayan-nelayan kecil dan kapal tradisional diminta menunda pelayaran jika kondisi tidak memungkinkan. Begitu pun wisatawan yang berencana melakukan aktivitas bahari seperti snorkeling dan menyelam, agar selalu memperhatikan perkembangan cuaca.
“Keselamatan masyarakat di laut harus menjadi prioritas. Kami harapkan semua pihak terus memantau informasi terbaru dari kanal resmi BMKG, baik melalui media sosial, aplikasi mobile, maupun situs web resmi,” ujar Jamal.
Peringatan dini ini berlaku hingga beberapa hari ke depan, dan bisa diperpanjang sesuai dengan perkembangan kondisi atmosfer dan laut. BMKG juga meminta pemerintah daerah dan aparat penanggulangan bencana untuk bersiaga dan melakukan sosialisasi lapangan guna meminimalisasi risiko.












































