GAYO LUES | Kondisi warga di Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masih memprihatinkan setelah banjir besar melanda wilayah tersebut dua pekan lalu. Hingga kini, seluruh kawasan masih terisolasi total akibat akses jalan yang terputus, baik dari arah Blangkejeren maupun Aceh Timur. Terputusnya jalur transportasi menyebabkan distribusi bantuan terkendala, sementara warga harus bertahan hidup dalam situasi darurat.
Seluruh desa di Kecamatan Pining terdampak banjir, tanpa terkecuali. Tidak hanya rumah warga yang rusak, tetapi juga infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan yang turut tergerus banjir dan longsor. Ketiadaan akses membuat warga terpaksa berjalan kaki sejauh 25 kilometer menuju Desa Uring, satu-satunya titik distribusi logistik yang masih bisa dijangkau.
Jalur yang harus dilalui pun bukan jalur biasa—terdiri dari medan berlumpur, licin, serta jalur curam karena longsor. Perjalanan tersebut sangat melelahkan dan berisiko tinggi, terlebih bagi warga lanjut usia, anak-anak, dan perempuan yang turut serta menjemput bantuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah kesulitan itu, warga juga mengalami pemadaman listrik total sejak bencana terjadi. Tidak ada aliran listrik yang berfungsi di seluruh wilayah Pining. Selain itu, jaringan komunikasi pun lumpuh total. Satu-satunya perangkat komunikasi yang masih dapat digunakan adalah layanan satelit Starlink—yang dipakai secara bergantian oleh ratusan warga hanya untuk mengirim informasi dan kabar keluar dari wilayah terdampak.
Warga juga terpaksa bermalam di pinggir-pinggir jalan karena banyak rumah yang hancur atau tertimbun lumpur. Tenda-tenda darurat berdiri seadanya dari terpal dan potongan kayu, melindungi mereka dari dinginnya malam di daerah pegunungan. Kondisi makin sulit karena persediaan makanan menipis dan bahan bakar minyak (BBM) dilaporkan sudah habis dalam beberapa hari terakhir.
Hingga kini, belum dilaporkan adanya korban jiwa akibat bencana tersebut. Namun, warga menyampaikan harapan agar pemerintah segera membuka kembali akses jalan menuju Kecamatan Pining, agar bantuan logistik dan layanan darurat bisa masuk lebih cepat dan menyeluruh.
Kecamatan Pining merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, dengan medan geografis yang curam dan terjal. Situasi ini menjadikan wilayah tersebut tergolong sulit dijangkau, terlebih saat terjadi bencana. Oleh karena itu, respon cepat pemerintah menjadi kunci untuk mencegah kondisi memburuk.
Warga masih bertahan dalam kondisi darurat sambil menunggu bantuan lanjutan dan pemulihan akses jalan yang menjadi penghubung utama ke pusat kabupaten dan provinsi. Mereka berharap upaya penanganan segera dipercepat agar kehidupan bisa kembali berjalan normal. (*)


































