Banjir Besar Landa Gayo Lues, Infrastruktur Lumpuh, Dua Warga Hanyut dan Puluhan Desa Terisolasi

Redaksi Bara News

- Redaksi

Rabu, 26 November 2025 - 22:51 WIB

50345 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GAYO LUES | Curah hujan ekstrem yang tak kunjung reda selama dua hari telah memicu bencana banjir dan longsor di berbagai wilayah Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Dampak yang ditimbulkan tak hanya merendam permukiman dan merusak lahan pertanian, tetapi juga menyebabkan sejumlah infrastruktur penting ambruk, serta menelan korban jiwa. Hingga Rabu, 26 November 2025, puluhan desa di lebih dari sepuluh kecamatan terdampak bencana, sejumlah fasilitas umum lumpuh, dan proses evakuasi masih terus berlangsung di tengah cuaca yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Salah satu peristiwa tragis terjadi di Kecamatan Dabun Gelang. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu siang menyebabkan putusnya jembatan gantung di Dusun Pepalan. Jembatan yang sehari-hari digunakan masyarakat untuk menyeberang ke wilayah sekitar mendadak ambruk pada pukul 17.00 WIB, tepat ketika debit air sungai di bawahnya meningkat drastis. Dua warga dilaporkan terjatuh dan hanyut terseret derasnya arus air saat tengah melintasi jembatan tersebut dalam perjalanan pulang usai menderes getah pinus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Menurut warga setempat, tali utama jembatan tiba-tiba putus, kemungkinan besar karena tidak mampu menahan beban di tengah hantaman arus air yang besar. Derasnya aliran sungai seketika menghanyutkan kedua korban yang saat itu tengah berada di tengah bentang jembatan. Hingga laporan ini disusun, upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan bersama warga sekitar, namun prosesnya mengalami hambatan akibat buruknya cuaca dan terbatasnya jangkauan komunikasi.

Komunikasi di Dusun Pepalan dan sekitarnya memang tengah terganggu. Sejak hujan deras mengguyur wilayah Gayo Lues, sinyal telekomunikasi di sejumlah titik sangat melemah, menyulitkan penyaluran informasi serta koordinasi pencarian. Warga di sepanjang aliran sungai turut diminta waspada dan aktif memantau tanda-tanda munculnya korban hanyut atau material dari jembatan yang hilang terbawa arus.

Bencana banjir juga menyebabkan ratusan warga kehilangan tempat tinggal. Sejumlah pihak telah bergerak cepat untuk menyiapkan fasilitas darurat. Di Blangkejeren, Puskesmas Kota membuka ruang perlindungan sementara bagi warga yang terdampak paling parah. Petugas medis dan relawan ditempatkan untuk menangani kebutuhan darurat, termasuk bantuan makanan, air bersih, dan pemulihan kesehatan warga yang mengalami trauma.

Sebaran dampak banjir dan longsor tercatat cukup luas. Kecamatan-kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Blangkejeren (desa Bacang, Kutalintang, Durin), Kecamatan Dabun Gelang (Desa Badak, Rebe, Rigeb), Kecamatan Kuta Panjang (Desa Rema Tue dan Ulun Tanoh), Kecamatan Pantan Cuaca (Desa Remukut, Tetingi, dan Seneren), serta Kecamatan Pining (Desa Lesten). Wilayah-wilayah lain yang juga dilaporkan mengalami kerusakan dan banjir adalah Kecamatan Tripe Jaya (Uyem Beriring, Rerebe, Pulo Gelime, Pasir), Kecamatan Rikit Gaib (Rempelam, Penomon, Tungel, Cane Toa), Kecamatan Putri Betung, Kecamatan Blang Pegayon, Kecamatan Blang Jerango, dan Kecamatan Terangun.

Khusus di Kecamatan Tripe Jaya, kerusakan infrastruktur tergolong paling parah. Jembatan rangka baja yang menjadi penghubung utama antarwilayah di atas Sungai Kuala Tripe putus total setelah dihantam derasnya aliran sungai yang meluap. Kondisi ini mengakibatkan akses menuju sejumlah kecamatan lain terputus. Tidak hanya itu, banjir juga merendam 80 persen wilayah permukiman Desa Uyem Beriring, di mana warga dilaporkan menyelamatkan diri ke dataran tinggi. Di sisi lain, SD Negeri 3 Tripe Jaya tak luput dari genangan air dengan ketinggian mencapai lebih dari tiga meter, memaksa penghentian aktivitas belajar mengajar sampai waktu yang belum ditentukan.

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengerahkan tim gabungan dari TRC-PB, Pusdalops, serta personel TNI dan Polri untuk mempercepat proses evakuasi dan pendataan. Kepala BPBD Gayo Lues, Muhaimini, S.T., M.Ec.Dev, menjelaskan bahwa bencana ini merupakan akibat langsung dari curah hujan sangat tinggi yang membuat Daerah Aliran Sungai Tripe dan DAS Ulun Tanoh meluap. Luapan air masuk dengan cepat ke permukiman warga, lahan pertanian, hingga bangunan fasilitas umum.

Pendataan korban dan kerugian materil masih terus dilakukan. Belum ada angka pasti berapa warga yang terdampak maupun jumlah total kerusakan. Namun, laporan awal menunjukkan lebih dari 68 hektare persawahan di Desa Ulun Tanoh dan beberapa hektare lahan di Desa Badak telah terendam banjir, menyebabkan ancaman gagal panen dalam waktu dekat. Selain itu, longsoran kecil di beberapa titik rawan di Kecamatan Pantan Cuaca, Blang Jerango, dan Putri Betung telah menghalangi jalur evakuasi ke beberapa desa yang posisinya berada di lembah dan perbukitan.

Bupati Gayo Lues, Suhaidi, memimpin langsung koordinasi tanggap darurat dan menginstruksikan semua OPD terkait untuk segera bergerak membantu warga. Fokus saat ini adalah menstabilkan situasi, membuka jalur evakuasi yang terputus, memulihkan sistem komunikasi, dan membawa bantuan ke daerah-daerah yang belum terjangkau. “Kita semua harus bergerak cepat. Penanganan darurat lebih penting daripada administrasi. Keselamatan warga adalah prioritas,” tegas Bupati dalam arahannya.

Polres Gayo Lues turut menurunkan personel ke lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi dan pengamanan lingkungan. Sementara itu, tim dari SAR dan relawan kemanusiaan juga didorong hadir di lapangan guna mendukung pencarian dua korban hanyut di Dusun Pepalan serta warga yang belum bisa mengakses bantuan.

Situasi cuaca yang belum stabil masih menjadi tantangan utama. Menurut pantauan terbaru dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau tetap waspada, menjauhi aliran sungai yang deras, serta melapor ke posko desa atau aparat jika mendapati kondisi darurat.

Tragedi ambruknya jembatan di Dusun Pepalan menjadi peringatan nyata akan pentingnya perawatan dan pengawasan infrastruktur di sentra-sentra kawasan rawan bencana. Jembatan gantung dan jalur penghubung antardesa yang menjadi nadi bagi ribuan warga diketahui banyak yang sudah menua dan tidak tahan terhadap goncangan alam yang kini semakin sering terjadi. Pemerintah daerah diharapkan memberi perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur yang adaptif bencana, termasuk memperluas sistem peringatan dini di kawasan rawan.

Hingga malam hari ini, sebagian desa masih terisolasi. Proses evakuasi dilakukan secara bertahap berdasarkan prioritas risiko dan kondisi medan. Tim BPBD dibantu TNI-Polri tetap bersiaga sepanjang malam, sementara pusat komando tanggap darurat diaktifkan penuh hingga status darurat bencana dicabut. Bantuan logistik, tenda darurat, air bersih, serta kebutuhan dasar lain terus dikirim ke desa-desa terdampak.

Bagi masyarakat yang belum tersentuh bantuan, pemerintah daerah menyatakan jalur distribusi akan terus dibuka begitu akses memungkinkan. Kejadian ini membawa pelajaran penting untuk meningkatkan kesigapan menghadapi bencana alam yang semakin tidak terduga. Harapan utama kini tertuju pada penanganan cepat dan terpadu untuk mengurangi dampak lebih lanjut, serta kembalinya kehidupan normal bagi masyarakat Gayo Lues dalam waktu dekat. (Abdiansyah)

Berita Terkait

Empat Sungai Meluap, Ribuan Warga Padang Pariaman Terdampak Banjir
Longsor dan Banjir Landa Puluhan Titik di Kebumen Akibat Cuaca Ekstrem
Tim Gabungan Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Gampong Paya Bujok Seuleumak
Banjir Rendam Ratusan Rumah di Kota Langsa Akibat Hujan Deras Berhari-hari
Operasi SAR Dihentikan, Banjarnegara Berduka dan Bersiap Pulih
Warga Sarah Gale Pantai Bidari Keluhkan Jalan Rusak Parah, Minta Pemerintah Lakukan Pengerasan
BPBD Kabupaten Gayo Lues Keluarkan Himbauan Siaga Bencana Banjir dan Longsor
Kapolres Gayo Lues Ungkap Rangkaian Kasus Jarimah Pemerkosaan Anak Kandungnya yang Berlangsung Hampir Sembilan Tahun

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 00:23 WIB

MoU Diabaikan, Aceh Diremehkan: Presma UIN Ar-Raniry Tuding Menteri Pertanian Memperpanjang Luka Hubungan Pusat–Aceh

Selasa, 25 November 2025 - 21:18 WIB

Petanque Gayo Lues Tampil Gemilang di Pra-PORA 2025, Amankan Tiket ke PORA Aceh Jaya 2026

Selasa, 25 November 2025 - 01:18 WIB

Bea Cukai Aceh Jelaskan Prosedur dan Pengawasan atas Pemasukan Beras ke Sabang

Selasa, 25 November 2025 - 01:15 WIB

Gubernur Aceh Lantik Jamaluddin, SH., M.Kn. sebagai Ketua Badan Reintegrasi Aceh 2025–2030

Senin, 24 November 2025 - 00:03 WIB

ASN Kementerian Agama Aceh Dr. Juliana Agani, S.Pd.I, M.Pd. Guru MTs Darul Ulum YPUI Banda Aceh Masuk Rekor MURI sebagai Penulis Puisi Etnik Nusantara untuk Dunia

Minggu, 23 November 2025 - 16:27 WIB

Status Bendera Bulan Bintang Secara Hukum Belum Final Maka Jangan Di Kibarkan Karena Berpotensi Menimbulkan Gangguan Stabilitas Keamanan

Sabtu, 22 November 2025 - 19:57 WIB

Kanwil Bea Cukai Aceh Hadiri Seminar Nasional Ekspor Impor Berbasis Komoditi Lokal, Perkenalkan Portal OSI UMKM

Jumat, 21 November 2025 - 20:31 WIB

Bea Cukai Aceh Imbau Masyarakat Waspadai Jasa Unlock IMEI iPhone Inter

Berita Terbaru