Pidie Jaya — Rangkaian Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 secara resmi ditutup dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat dan penuh kemeriahan di Arena Utama MTQ, Kabupaten Pidie Jaya, Jumat malam (7/11). Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, S.E., hadir secara langsung untuk menutup perhelatan akbar ini yang telah berlangsung selama sepekan terakhir.
Penutupan MTQ turut dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, para kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), serta bupati dan wali kota dari seluruh kabupaten dan kota di Aceh. Ribuan masyarakat juga memadati arena utama untuk menyaksikan momen puncak kegiatan tahunan umat Islam tersebut, yang diselenggarakan dengan semangat kebersamaan dan syiar keagamaan.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan MTQ ke-37. Ia memberikan penghargaan khusus kepada panitia, dewan hakim, peserta, dan masyarakat Kabupaten Pidie Jaya selaku tuan rumah yang dinilai mampu menjadi penyelenggara yang baik dan ramah.
“MTQ ke-37 ini tidak hanya menunjukkan kualitas bacaan Al-Qur’an para peserta, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah dan semangat religius masyarakat Aceh. Saya merasa bangga atas antusiasme dan dedikasi semua pihak,” kata Fadhlullah di hadapan para undangan dan peserta yang memenuhi arena penutupan.

Pada kesempatan yang sama, diumumkan secara resmi hasil akhir perlombaan oleh Dewan Hakim. Kabupaten Aceh Besar keluar sebagai Juara Umum MTQ ke-37 Tingkat Provinsi Aceh, berdasarkan penilaian resmi yang tertuang dalam Keputusan Dewan Hakim Nomor 02/MTQ/PROV.ACEH/2025, ditetapkan pada 7 November 2025.
Aceh Besar mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih total 379 poin, melalui perolehan 14 Juara I, 3 Juara II, dan 2 Juara III. Posisi kedua diraih oleh Kota Banda Aceh dengan 344 poin, disusul oleh Kabupaten Pidie Jaya di peringkat ketiga dengan raihan 262 poin. Kemenangan ini sekaligus memperkuat reputasi Aceh Besar sebagai daerah dengan pembinaan qari dan qariah yang unggul di tingkat provinsi.
Ketua Koordinator Dewan Hakim, Prof. Dr. H. Armiali Musa, M.A., mengatakan bahwa ajang MTQ bukan sekadar kompetisi semata, tetapi lebih dari itu merupakan sarana untuk menanamkan kesadaran spiritual, memperdalam kecintaan terhadap Al-Qur’an, dan membentuk karakter generasi muda yang Qur’ani.
“MTQ ini bukan semata-mata ajang lomba. Ini adalah ruang pembinaan dan dakwah, yang melahirkan insan-insan yang berakhlakul karimah serta mencintai Al-Qur’an,” ujar Armiali dalam pidatonya saat menutup kegiatan.
MTQ ke-37 diikuti oleh 23 kafilah kabupaten/kota dari seluruh Aceh. Para peserta bertanding dalam berbagai cabang lomba, antara lain tilawah anak-anak, remaja, dewasa, tahfiz Al-Qur’an 1 hingga 30 juz, tafsir Al-Qur’an dalam tiga bahasa (Arab, Indonesia, dan Inggris), qira’at sab’ah dan mujawwad, serta beberapa cabang seni dekoratif Islam lainnya.
Keberhasilan Aceh Besar kali ini tidak hanya menorehkan kebanggaan di tingkat provinsi, tetapi juga diharapkan menjadi modal kuat bagi kafilah mereka untuk tampil pada perhelatan MTQ nasional mendatang. Sementara itu, bagi Pidie Jaya, keberhasilan sebagai tuan rumah juga memberikan kesan tersendiri dalam sejarah pelaksanaan MTQ di Aceh, dengan antusiasme masyarakat yang tinggi dan dukungan yang luas dari seluruh elemen daerah.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, gema Al-Qur’an yang menggema selama beberapa hari di Pidie Jaya meninggalkan kesan mendalam sekaligus menyemai harapan baru, bahwa semangat cinta Al-Qur’an akan terus tumbuh dan mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh. (*)













































