Jakarta – Ajang peresmian Garuda Spark Innovation Hub dan peluncuran Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025 menjadi momentum kolaborasi pelaku inovasi digital Tanah Air. Di antara peserta, PLN Icon Plus dan perusahaan rintisan teknologi spasial MAPID mencuri perhatian lewat paparan inovasi digital yang mampu memperkuat transformasi layanan publik dan kemandirian bangsa.
PLN Icon Plus yang merupakan subholding PLN di bidang digitalisasi, diwakili oleh Manager Non-Kementerian, Militer, dan Edukasi Rachmat Ariefianto. Ia menegaskan dukungan penuh pihaknya terhadap ekosistem digital di Indonesia.
“Kami mendukung penuh ekosistem digitalisasi, mulai dari infrastruktur jaringan hingga aplikasi digital. Semua ini untuk membantu pemerintah dan masyarakat beradaptasi dengan era digital,” ujar Rachmat di lokasi acara pada Kamis (2/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirinya menjelaskan tiga pilar utama layanan PLN Icon Plus: connectivity, digital solution, dan green ecosystem. Pilar pertama, connectivity, menyediakan jaringan internet andal sebagai fondasi layanan berbasis data dan IoT. Pilar kedua, digital solution, mencakup berbagai layanan seperti smart city, smart office hingga absensi digital untuk instansi pemerintah.
Sementara pilar green ecosystem mendorong energi terbarukan lewat produk seperti panel surya, kendaraan listrik, dan infrastruktur charging. Contoh produknya termasuk iOffice untuk absensi digital, visitor management system, dan system pemantau energi (EMS). Layanan PLN Icon Plus juga sudah digunakan oleh lembaga-lembaga publik seperti kantor imigrasi dan Kementerian Ketenagakerjaan.
“Instansi bisa fokus pada pelayanannya. Sementara sistem digitalnya, termasuk perangkat dan aplikasi, kami yang support,” kata Rachmat.
Sementara dari sektor startup, CEO MAPID Bagus Imam Darmawan menjelaskan inovasi yang ditawarkan perusahaannya dalam pengelolaan data spasial. MAPID dikenal lewat produk Connected Features, yang mengintegrasikan berbagai jenis data berbasis lokasi, dari sektor kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur.
“Semua data pada dasarnya berbasis spasial. Kami membantu menghubungkan semua ini agar pengambil kebijakan bisa melihat masalah dan solusi secara lebih tepat,” ungkapnya.
MAPID telah bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah di Indonesia. Di Kabupaten Madiun, integrasi data antardinas membantu mempercepat proses perumusan kebijakan yang tepat sasaran. Di Jakarta, MAPID berhasil menghubungkan lebih dari 1.450 data banjir ke command center provinsi, yang lalu menjadi acuan dalam respon bencana dan perencanaan jangka panjang perubahan iklim.
“Data ini bukan cuma dilihat, tapi digunakan untuk menentukan arah program berikutnya. Inilah bukti nyata bahwa teknologi spasial bisa mendorong kebijakan yang lebih berkelanjutan,” jelas Bagus.
Tak cuma di dalam negeri, MAPID juga sudah mulai merambah pasar internasional. “Bulan lalu, produk kami sudah digunakan di Malaysia. Ini bukti inovasi anak bangsa bisa bersaing di tingkat global,” ucapnya.
MAPID berharap lebih banyak startup digital lokal bisa lahir dan berkembang melalui ekosistem seperti Garuda Spark Innovation Hub. Menurut Bagus, dukungan seperti ini sangat dibutuhkan untuk mencetak talenta digital dan menciptakan solusi nyata bagi permasalahan nasional maupun global.
Garuda Spark Innovation Hub menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan startup. Ajang ini sekaligus menjadi salah satu langkah konkret memperkuat daya saing Indonesia dalam transformasi digital. (*)


































