GAYO LUES – Ribuan masyarakat Kabupaten Gayo Lues berbondong-bondong menghadiri dzikir akbar dan doa bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ke-1447 Hijriah yang digelar di Halaman Pendopo Bupati Gayo Lues pada Sabtu (13/9/2025). Kegiatan yang berlangsung khidmat tersebut diikuti sekitar 3.000 jamaah, menghadirkan penceramah Habib Muhammad Bin Abdullah Al Bahar, dengan Ustadz Sutan Muda Hanaikan Pane sebagai pemandu tawajjuh, dzikir, dan doa.
Acara ini menjadi salah satu momentum religius terbesar di Gayo Lues, memperlihatkan semangat kebersamaan masyarakat dalam merayakan kelahiran Rasulullah SAW. Ribuan jamaah yang hadir larut dalam lantunan dzikir, doa, serta tausiah yang menekankan pentingnya meneladani akhlak Nabi Muhammad sebagai fondasi dalam kehidupan sehari-hari. Suasana kebersamaan itu semakin terasa dengan kehadiran Bupati Gayo Lues bersama jajaran pemerintah daerah, yang duduk berbaur dengan masyarakat.
Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Gayo Lues, Hj. Asiah Maliki, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan juga upaya memperkuat iman, mempererat silaturahmi, serta menghidupkan kembali semangat kebersamaan umat. Menurutnya, dzikir akbar akan dijadikan agenda rutin yang digelar setiap bulan di kecamatan-kecamatan yang ditunjuk. “Peran camat, pengulu, serta kelompok pengajian ibu-ibu sangat penting untuk menyukseskan kegiatan ini. BKMT akan memastikan wirid akbar berjalan berkesinambungan demi memperkokoh kehidupan religius di Gayo Lues,” ujarnya.
Asiah menekankan, BKMT tidak hanya berperan sebagai wadah pengajian, tetapi juga harus menjadi motor penggerak sosial dan ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan daerah melalui program Geretek (Gerakan Ekonomi dan Teknologi) yang digagas Bupati dan Wakil Bupati Gayo Lues. “BKMT harus bisa menjadi suluh terang, tidak hanya di bidang dakwah, tetapi juga dalam program kemasyarakatan dan pemberdayaan ekonomi umat,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan secara rinci lima tugas pokok BKMT. Pertama, menjadi wadah gabungan seluruh majelis taklim di Indonesia. Kedua, berfungsi sebagai lembaga dakwah yang mengkoordinasikan serta mengembangkan kegiatan majelis taklim. Ketiga, memainkan peran penting dalam membina dan mengarahkan anggota majelis taklim agar semakin berkualitas dalam ilmu agama dan akhlak. Keempat, memfasilitasi pelatihan, pembinaan, dan pembelajaran keagamaan secara berkelanjutan. Kelima, bertanggung jawab atas administrasi, keuangan, serta pelaporan kegiatan majelis taklim secara transparan. Dengan peran yang luas tersebut, BKMT diharapkan dapat menjadi organisasi yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Asiah juga berharap para pengurus BKMT di seluruh kecamatan mampu tampil sebagai teladan dalam kehidupan bermasyarakat. Teladan tersebut tidak hanya ditunjukkan lewat keilmuan agama, tetapi juga melalui kepedulian sosial dan kemampuan mendorong kemandirian ekonomi umat. “BKMT harus mampu menghadirkan solusi nyata di tengah masyarakat, tidak hanya dalam bentuk pengajian, tetapi juga dalam meningkatkan kesejahteraan umat,” ujarnya.
Peringatan Maulid Nabi di Gayo Lues ini tidak hanya diisi dengan dzikir dan doa, tetapi juga dengan tausiah yang mengingatkan jamaah pada nilai-nilai akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Habib Muhammad Bin Abdullah Al Bahar dalam ceramahnya menekankan pentingnya meneladani sikap jujur, amanah, dan kasih sayang Rasulullah. Menurutnya, memperingati Maulid Nabi bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum untuk memperbarui komitmen umat Islam dalam menjalankan ajaran agama secara utuh.
Kegiatan dzikir akbar ini menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah, ulama, dan masyarakat dalam menjaga tradisi keagamaan. Kehadiran Bupati Gayo Lues di tengah ribuan jamaah memperlihatkan dukungan pemerintah terhadap kegiatan keagamaan sebagai bagian dari pembangunan karakter masyarakat. Selain itu, keterlibatan aktif BKMT memperkuat peran organisasi keagamaan dalam pembangunan sosial di Gayo Lues.
Ribuan masyarakat yang hadir pada malam itu tampak khusyuk mengikuti rangkaian acara hingga selesai. Dzikir akbar yang digelar di Pendopo Bupati ini bukan hanya menjadi wadah ibadah, tetapi juga simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat. Tradisi peringatan Maulid Nabi di Gayo Lues tetap terjaga dengan penuh kekhidmatan, sekaligus memperlihatkan bahwa nilai-nilai religius masih menjadi kekuatan utama yang menyatukan masyarakat di daerah ini. (Abdiansyah)