Jakarta – Jumat, 1 Agustus 2025 | Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, resmi menghirup udara bebas pada Jumat malam setelah Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) yang memberikan amnesti terhadap kasus hukum yang menjeratnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mengonfirmasi bahwa pembebasan dilakukan setelah Keppres tersebut diterima.
Dalam wawancara eksklusif di program Blak-blakan KompasTV, Hasto menyatakan rasa syukur dan kebahagiaannya bisa berkumpul kembali bersama keluarga. Ia mengaku baru mengetahui tentang pemberian amnesti pada Jumat pagi saat menjalani rutinitas di tahanan KPK.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden Prabowo. Keputusan ini benar-benar mengejutkan. Saya sama sekali tidak tahu sebelumnya,” ungkap Hasto.
Hasto juga menyampaikan bahwa ia belum sempat berkomunikasi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, karena selama di tahanan tidak diperbolehkan menggunakan handphone maupun laptop. Ia berencana segera melapor kepada Megawati melalui sambungan video call, sebelum menghadiri agenda partai.
Dalam wawancara yang berlangsung hangat, Hasto menjelaskan bahwa dirinya tetap menjalani proses hukum dengan serius, bahkan menulis pledoi secara manual hingga 58 halaman. Ia mengklaim pledoi tersebut berisi fakta-fakta yang menurutnya menunjukkan tidak adanya keterlibatan dirinya dalam dugaan kasus korupsi yang menjeratnya.
“Tidak ada satu pun dana yang berasal dari saya. Tidak ada saksi yang melihat langsung. Bahkan saya dituntut berdasarkan bukti petunjuk. Ini menjadi pembelajaran bahwa keadilan harus diperjuangkan,” ujarnya.
Ketika ditanya soal kritik terhadap kebijakan Presiden Prabowo yang memberikan amnesti dan abolisi (termasuk kepada Thomas Lembong), Hasto merespons santai. Ia menyebut pemberian amnesti sebagai hak prerogatif presiden yang sah dalam sistem hukum Indonesia.
“Setiap kritik kami dengar. Tapi silakan uji pledoi saya secara terbuka. Tidak ada yang kami tutupi. Ini jalan hidup saya untuk memperjuangkan keadilan,” tegasnya.
Hasto juga menegaskan komitmen PDI Perjuangan terhadap pemberantasan korupsi dan supremasi hukum, bahkan menyebut telah mendaftar kuliah S1 hukum di Universitas Terbuka sebagai bagian dari dedikasinya.
“Partai kami berkomitmen terhadap keadilan. Maka saya memilih masuk fakultas hukum agar bisa ikut mencegah tindakan-tindakan koruptif,” pungkasnya.
Saat ini, belum ada konfirmasi resmi apakah Hasto akan langsung menyusul ke Bali untuk menghadiri Kongres PDI Perjuangan. Namun ia menyatakan kerinduannya terhadap para kader partai dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh simpatisan. (*)