Jakarta — Presiden Prabowo Subianto melayat mendiang Kwik Kian Gie di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (30/7/2025). Kehadiran Kepala Negara di rumah duka menjadi bentuk penghormatan atas wafatnya salah satu tokoh ekonomi terkemuka Indonesia. Kwik Kian Gie wafat di usia 80 tahun, meninggalkan warisan pemikiran yang mendalam mengenai ekonomi nasional berbasis konstitusi.
Usai melayat dan berbincang singkat dengan keluarga almarhum, Presiden menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian sosok yang dikenal kritis namun berdedikasi dalam membela ekonomi kerakyatan. “Pak Kwik seorang tokoh bangsa yang sangat berjasa. Pemikiran-pemikiran beliau sangat mempertahankan ekonomi Pancasila, ekonomi Pasal 33. Beliau seorang tokoh yang luar biasa,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga mengungkapkan bahwa hubungan personal dengan almarhum terjalin cukup dekat. Dalam beberapa kesempatan, termasuk di masa-masa terakhirnya, Kwik Kian Gie masih sempat memberikan saran dan pandangan kepada Presiden melalui pesan pribadi. “Saya merasa dekat sama beliau. Beliau banyak kasih nasihat ke saya. Bahkan beberapa hari yang lalu pun masih mengirim WA, memberi saran-saran. Beliau masih terus memberi WA,” kenang Prabowo.
Kwik Kian Gie dikenal luas sebagai ekonom progresif yang teguh pada prinsip ekonomi konstitusional. Selama hidupnya, ia menempati sejumlah posisi strategis, termasuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada era Presiden Abdurrahman Wahid dan Menko Ekonomi di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Ia juga merupakan tokoh yang kerap menyuarakan pentingnya penguatan peran negara dalam mengelola sumber daya nasional.
Kepergian Kwik meninggalkan kekosongan di jagat pemikiran ekonomi Indonesia. Presiden Prabowo menyampaikan bahwa bangsa kehilangan sosok intelektual yang terus konsisten memperjuangkan arah ekonomi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
“Indonesia kehilangan putra terbaik,” ujar Presiden menutup pernyataannya. (*)