Jakarta — Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama jajaran Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/7/2025), untuk mengevaluasi perkembangan program cetak sawah serta memastikan kondisi ketahanan pangan nasional dalam situasi terkini. Dalam pertemuan tersebut, Presiden secara khusus meminta laporan terkait pelaksanaan cetak sawah di sejumlah daerah prioritas.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang hadir dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa pelaksanaan program cetak sawah berjalan sesuai dengan rencana pemerintah. Ia menyebut bahwa sejumlah wilayah seperti Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan telah menjadi titik awal perluasan lahan pertanian produktif.
“Pertama adalah kita bahas, beliau tanyakan progres cetak sawah. Saya sampaikan laporan kepada beliau bahwa berjalan dengan baik,” ujar Amran kepada wartawan usai pertemuan.
Program cetak sawah menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan pangan nasional, khususnya beras. Pemerintah menargetkan penyelesaian program tersebut secara bertahap hingga akhir tahun. Amran optimistis bahwa semua target yang telah ditetapkan dapat tercapai tepat waktu.
Di samping program cetak sawah, Presiden Prabowo juga memeriksa langsung kondisi stok pangan nasional. Menteri Pertanian melaporkan bahwa secara umum situasi ketahanan pangan Indonesia saat ini tergolong aman. Produksi berjalan stabil, dan cadangan pangan dalam jumlah mencukupi.
“Perkembangan produksi aman, stok kita aman,” kata Amran.
Pemerintah juga telah menggencarkan operasi pasar dalam skala besar sebagai bentuk intervensi harga untuk menjaga stabilitas dan daya beli masyarakat. Salah satu bentuk konkret upaya tersebut adalah penyaluran beras subsidi dalam skema Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan sosial (bansos) beras kepada kelompok rentan.
“Operasi pasar kita sudah lakukan besar-besaran. Kita siapkan SPHP, itu beras yang disubsidi itu 1,3 juta ton, dan bansos 360 ribu ton, totalnya 1,5 juta ton,” jelas Amran.
Amran juga menyebutkan bahwa saat ini stok beras nasional telah mencapai 4,2 juta ton. Cadangan tersebut dinilai mencukupi untuk mengamankan pasokan nasional dalam jangka pendek maupun menghadapi potensi gejolak harga global akibat ketidakpastian iklim dan gangguan rantai pasok.
Langkah-langkah ini diambil dalam kerangka besar menjaga stabilitas pangan sebagai fondasi utama pertahanan negara, sebagaimana kerap ditegaskan oleh Presiden Prabowo bahwa ketahanan pangan adalah bagian tak terpisahkan dari ketahanan nasional. (*)