BLANGKEJEREN – Di tengah dinamika ekonomi global yang terus bergejolak, Pemerintah Kabupaten Gayo Lues menunjukkan konsistensi luar biasa dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan memperkuat fondasi ketahanan ekonomi masyarakatnya. Komitmen ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan diwujudkan melalui partisipasi aktif dan teratur dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Rakor yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia ini, tidak hanya berfokus pada pengendalian inflasi, tetapi juga menjadi forum strategis untuk merumuskan langkah-langkah akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. Pertemuan terakhir yang krusial ini berlangsung di Ruang Kerja Sekretaris Daerah Gayo Lues pada Senin, 26 Mei 2025.
Dalam sesi rakor tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan analisis yang menenangkan mengenai kondisi inflasi di tingkat nasional. Angka inflasi dari tahun ke tahun tercatat sangat terkendali, hanya 1,95%, sementara inflasi bulan ke bulan berada di angka 1,17%. Angka-angka ini, menurut Mendagri, adalah cerminan dari keberhasilan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas. Ia menegaskan bahwa capaian ini berada dalam rentang target inflasi nasional, yaitu 2,5% dengan toleransi plus minus 1%. Ini berarti, inflasi nasional berhasil ditekan dan bergerak di antara 1,5% hingga 3,5%, sebuah indikator kuat bahwa kebijakan ekonomi makro berjalan efektif dan menopang kepercayaan publik. Mendagri juga memberikan perspektif yang mendalam tentang perbedaan fundamental ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara yang sangat bergantung pada impor. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan basis produksi yang kuat—mulai dari para petani yang gigih, nelayan yang melaut, hingga geliat pabrik-pabrik manufaktur—memiliki keunggulan sekaligus tantangan tersendiri. Sebagai negara produsen, Indonesia memikul tanggung jawab ganda: memastikan harga yang terjangkau bagi konsumen sekaligus memberikan insentif yang layak bagi para produsen. Keseimbangan ini adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan, memastikan roda ekonomi berputar lancar tanpa merugikan salah satu pihak.
Paparan yang tak kalah penting datang dari Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini. Ia mempresentasikan hasil Indeks Perkembangan Harga (IPH) untuk minggu keempat Mei 2025, sebuah data vital yang menjadi barometer pergerakan harga di berbagai daerah. Hasil analisis menunjukkan tren yang menarik: hanya lima provinsi di seluruh Indonesia yang mengalami kenaikan IPH, sementara mayoritas, yaitu 33 provinsi lainnya, justru mencatat penurunan. Namun, di balik kabar baik tersebut, Pudji Ismartini menyoroti beberapa komoditas yang menjadi penyumbang utama kenaikan IPH. Bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah menjadi sorotan karena pergerakan harganya yang cenderung naik. Informasi ini sontak menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Gayo Lues. Data ini menjadi alarm untuk segera mengidentifikasi faktor-faktor pemicu kenaikan harga pada komoditas-komoditas tersebut di tingkat lokal, baik itu kendala pasokan, distribusi, maupun faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga di pasar. Langkah-langkah antisipatif, seperti pemantauan stok, fasilitasi distribusi, hingga potensi intervensi pasar, akan menjadi prioritas untuk mencegah lonjakan harga yang dapat memberatkan masyarakat.
Rapat koordinasi ini tak hanya menjadi ajang penyampaian data dan arahan, tetapi juga menjadi wadah bagi sinergi lintas sektor di Kabupaten Gayo Lues. Kehadiran Sekretaris Daerah, Staf Ahli Bupati Asisten II, perwakilan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Gayo Lues yang menyediakan data akurat, perwakilan dari Dinas Pertanian yang memahami kondisi produksi pangan lokal, serta berbagai instansi terkait lainnya, menunjukkan komitmen kolektif. Mereka adalah garda terdepan yang akan menerjemahkan arahan pusat menjadi kebijakan dan program konkret di lapangan. Dengan adanya pemantauan yang cermat dan berkelanjutan terhadap indikator inflasi, serta koordinasi yang erat antarlembaga, Pemerintah Kabupaten Gayo Lues optimis dapat terus menavigasi tantangan ekonomi. Tujuannya jelas: menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok agar daya beli masyarakat tetap terjaga, sekaligus menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui langkah-langkah proaktif ini, Gayo Lues bertekad untuk memastikan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan dapat terus berjalan, menjadikannya daerah yang tangguh dan adaptif terhadap setiap dinamika ekonomi yang ada. (Abdiansyah)