MPU Aceh Tegaskan Kewaspadaan terhadap Aliran Sesat: Warga Diminta Teliti Asal-Usul Guru Agama

Redaksi Bara News

- Redaksi

Selasa, 27 Mei 2025 - 22:43 WIB

50224 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gayo Lues – Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menggelar kegiatan pembekalan dengan tema “Melalui Pembekalan Pencegahan Pendangkalan Aqidah, Kita Bentengi Aqidah Umat Islam di Aceh”, bertempat di Aula Kantor MPU Kabupaten Gayo Lues, Selasa (27/5/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan ketahanan aqidah umat Islam, khususnya dalam menghadapi ancaman aliran sesat dan pendangkalan keyakinan di tengah masyarakat.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten I Setdakab Gayo Lues, dr. H. Nevirizal, M.Kes., M.H.Kes., dan turut dihadiri oleh Ketua MPU Aceh Tgk. H. Faisal Ali, Ketua MPU Gayo Lues, perwakilan Kodim 0113/Gayo Lues, perwakilan Polres Gayo Lues, para ulama, serta tamu undangan dari berbagai unsur masyarakat dan tokoh agama.

Ketua panitia pelaksana, Ahmad Taufik, Lc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual untuk memberikan pembekalan kepada para ulama, tokoh masyarakat, dan stakeholder terkait dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terkait isu-isu pendangkalan aqidah, keberadaan aliran sempalan, serta berbagai modus penyebarannya di tengah masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mencari solusi yang konkret dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran aliran yang menyimpang dari aqidah Islam yang lurus,” jelas Ahmad Taufik.

Ia menambahkan bahwa materi pembekalan mengacu pada berbagai dasar hukum dan fatwa MPU Aceh, di antaranya Qanun Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Perlindungan Aqidah, serta sejumlah fatwa dan taushiyah MPU Aceh mengenai kriteria thariqat mu’tabarah dan identifikasi terhadap aliran-aliran menyimpang yang pernah muncul di Aceh.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta, yang terdiri dari para tokoh agama, unsur pemerintah, dan masyarakat. Pembekalan disampaikan langsung oleh Ketua MPU Aceh dan anggota MPU Aceh sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Ketua MPU Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, menyampaikan bahwa arus globalisasi dan kemajuan teknologi telah membuka ruang bagi masuknya berbagai aliran menyimpang ke daerah-daerah di Aceh, termasuk Gayo Lues. Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap keberadaan individu atau kelompok yang membawa ajaran tidak jelas.

“Di negara-negara tetangga, mendirikan pesantren memerlukan proses panjang hingga 10 tahun. Namun di sini, ada orang luar datang, beli tanah, langsung bangun balai atau pesantren tanpa pengawasan yang memadai. Masyarakat kadang terlalu mudah percaya hanya karena penampilan dan suara merdu saat mengaji,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya masyarakat untuk melakukan klarifikasi terhadap asal-usul seseorang yang mengaku sebagai ulama atau tokoh agama. “Jangan hanya melihat pakaian. Tanyakan silsilah keilmuannya, dari mana ia belajar, siapa gurunya, dan di mana ia mengaji. Di sinilah pentingnya peran MPU dalam menyatukan persepsi dan membentengi masyarakat dari ajaran sesat,” tegas Tgk. Faisal Ali.

Sementara itu, Asisten I Setdakab Gayo Lues, dr. H. Nevirizal, M.Kes., M.H.Kes., dalam sambutannya mengapresiasi terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menyebut bahwa tantangan dalam menjaga aqidah umat di era modern sangat kompleks dan tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja.

“Pendangkalan aqidah dan penyebaran aliran sesat merupakan persoalan yang memiliki dinamika tersendiri di tiap daerah. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama semua pihak — dari ulama, aparat pemerintah, hingga masyarakat — untuk saling mengawasi dan menjaga keluarga serta generasi muda kita dari pengaruh ajaran yang menyimpang,” ujarnya.

Nevirizal juga berharap kegiatan pembekalan seperti ini bisa terus berlanjut secara rutin, terutama menyasar generasi muda yang menjadi target utama penyebaran paham sesat.

“Peran ulama sangat kami harapkan untuk terus membimbing umat. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat nyata dalam menjaga kemurnian aqidah dan menjadi amal jariyah bagi semua pihak yang terlibat,” tutupnya.

Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif dan tanya jawab antara narasumber dengan para peserta, guna menggali lebih dalam permasalahan yang terjadi di lapangan serta merumuskan strategi pencegahan yang lebih efektif ke depan. (Abdiansyah)

Berita Terkait

Bupati Gayo Lues Tegaskan Sinergi Pemerintah dan Masyarakat sebagai Kunci Kemajuan Daerah
Dorong Peningkatan Kualitas Data Statistik, BPS Kabupaten Gayo Lues Selenggarakan Pembinaan Statistik Sektoral dan Evaluasi Penyelenggaraan Statistik
Bupati Suhaidi Pantau Proses Seleksi Penerima Beasiswa Hafizh di Gayo Lues
Bupati Gayo Lues Kunjungi Dua Kecamatan, Gaungkan Persatuan dan Perkuat Sinergi Masyarakat–Pemerintah
Kapolsek Blangkejeren IPTU Syamsuddin Tegaskan Pentingnya Kehadiran Polisi di Tengah Masyarakat
Babinsa Serda Samsuir Hadiri Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Merah Putih di Desa Binaan
Bupati Gayo Lues Ubah Asrama di Medan Jadi Wisma untuk Tingkatkan PAD
Budidaya Porang di Gayo Lues Meningkat, Potensi Ekonomi dan Pelestarian Hutan Semakin Terbuka