PPA Gelar FGD Bahas Putusan MK 135, Tokoh Aceh Dorong Revisi UUPA dan Penguatan Partai Lokal

HS

- Redaksi

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 12:26 WIB

50336 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PPA Gelar FGD Bahas Putusan MK 135, Tokoh Aceh Dorong Revisi UUPA dan Penguatan Partai Lokal


BANDA ACEH – Partai Perjuangan Aceh (PPA) mencatat sejarah sebagai partai lokal pertama di Aceh yang berinisiatif menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/PUU-XXII/2024 tentang pemisahan Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah. Diskusi yang berlangsung di Kampus Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI), Sabtu (23/8/2025), ini menjadi ruang strategis untuk mengkaji dinamika politik, hukum, dan masa depan demokrasi Aceh pasca dua dekade perdamaian.

FGD ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum PPA, Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes., Ketua Dewan Pembina Dedi Zefrizal, ST, Sekjen PPA Rayuan Sukma, serta Ketua Harian Mursi. Turut hadir pula anggota DPRA, DPRK, serta tokoh internal dan eksternal partai. Kegiatan ini menghadirkan para akademisi dan tokoh penting Aceh sebagai narasumber, dengan moderator Arman Fauzi, aktivis komunikasi.

Sejumlah pemateri dihadirkan dalam diskusi penting ini, di antaranya Prof. Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL., MA yang mengupas isu konflik dan rekonsiliasi, Prof. Dr. Azhari, SH., MCL., MA yang membahas peluang dan tantangan revisi UUPA, Muhammad Nazar, S.Ag yang menyoroti urgensi penguatan partai lokal, serta Dr. Zainal Abidin, SH., MH yang memberikan analisis atas Putusan MK No. 62/PUU-XXII/2024 dan No. 135/PUU-XXII/2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof. Hasanuddin menyampaikan apresiasi kepada PPA atas inisiatif forum ini. Ia menegaskan bahwa Aceh saat ini sangat membutuhkan rekonsiliasi menyeluruh dengan melibatkan para tokoh, bahkan tokoh internasional. “Aceh tidak boleh lagi terjebak dalam konflik politik. Jangan ada lagi parliamentary threshold yang menutup ruang demokrasi. Kita harus memastikan pemimpin Aceh dipilih berdasarkan kualitas,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Azhari menekankan bahwa revisi UUPA merupakan kewajiban moral dan politik yang harus diperjuangkan. Menurutnya, pasal 229 dan 230 UUPA yang mengatur KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan. “Aspek politik dan ekonomi dalam UUPA juga harus direvisi agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan rakyat Aceh,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Nazar menilai keberadaan partai lokal sangat krusial untuk menjaga kepentingan Aceh. Ia menegaskan bahwa partai lokal bukan hanya simbol, melainkan instrumen penting untuk memastikan aspirasi Aceh tersalurkan. “Parlok adalah amanat perdamaian. Meski kerap ditakuti pusat, Parlok harus tetap kuat. PPA telah menunjukkan paradigma sehat yang harus terus dijaga,” ungkap mantan Wakil Gubernur Aceh itu.

Dr. Zainal Abidin menambahkan bahwa Putusan MK Nomor 135 harus diterima dan dilaksanakan, bukan sekadar diperdebatkan. Ia menilai keputusan tersebut dapat menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola demokrasi, baik di tingkat nasional maupun lokal. “Bagi Aceh, putusan ini membuka ruang revisi UUPA yang lebih menyeluruh agar sejalan dengan prinsip otonomi khusus,” paparnya.

FGD ini juga menyoroti ambang batas 15 persen kursi DPRA bagi partai politik lokal dalam mengusung calon kepala daerah. Aturan tersebut dinilai membatasi ruang demokrasi dan partisipasi masyarakat. Narasumber sepakat bahwa sistem politik di Aceh harus lebih inklusif agar tidak mematikan peran partai kecil dan kader muda yang potensial.

Ketua Umum PPA, Prof. Marniati, menegaskan bahwa diskusi ini digagas sebagai bentuk kepedulian partainya terhadap masa depan demokrasi Aceh. Ia menilai Putusan MK Nomor 135 sangat memukul partai lokal, namun harus dijadikan momentum untuk memperjuangkan revisi UUPA secara benar. “Aceh tidak boleh berjalan sendiri, dunia internasional juga akan terus memperhatikan perjalanan demokrasi kita. Malaysia telah menunjukkan bagaimana partai lokal di Sabah bisa berjaya, Aceh juga harus menempuh jalan yang sama,” pungkasnya.

Dengan terlaksananya FGD ini, PPA berharap dapat melahirkan rekomendasi konkret yang akan disampaikan kepada DPRA dan pemerintah pusat. Forum ini menegaskan komitmen partai lokal untuk memperkuat perdamaian, memperjuangkan otonomi khusus, dan memastikan demokrasi di Aceh berjalan sesuai semangat MoU Helsinki

Berita Terkait

Polda Bali Tetapkan WNA Jerman Jadi Tersangka Alih Fungsi Lahan
SPBU di Buleleng Diduga Layani Mafia BBM Bersubsidi, Petani dan Nelayan Kecewa
Kohati Cabang Denpasar Dorong Pemerintah Tindak Tegas BPIP terhadap Peristiwa Sakral Pengukuhan Paskibraka Nasional
Kombes Pol Daniel Siapkan 10 Atlet Polda Bali untuk Kejuaraan Karate Piala Kapolri 2024
Gelar Latpraops Puri Agung 2024, Polri Nyatakan Siap Amankan World Water Forum di Bali
Pengamanan KTT AIS Forum 2023, Polri Kedepankan Tindakan Humanis dan Utamakan HAM
Polri Pastikan Kesiapan Pengamanan KTT AIS di Bali Berjalan Aman dan Lancar
From Farm to Table: The Journey of Food and its Impact on Our Health and the Environmen

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 21:58 WIB

Bupati Aceh Tenggara Sidak RSUD Sahudin, Pastikan Kesediaan Stok Obat

Senin, 15 September 2025 - 17:01 WIB

Hermansyah Plt. Sekretaris RSUD Sahuddin Bertekad Lakukan Pembenahan Manajemen dan Pelayanan Lebih Baik Kembali

Minggu, 14 September 2025 - 23:20 WIB

Bupati Aceh Tenggara Salurkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Kebakaran di Desa Maha Singkil

Minggu, 14 September 2025 - 23:03 WIB

Bupati Salim Fakhry Lakukan Kunker Perdana di Desa Pedalaman Kecamatan Leuser

Sabtu, 13 September 2025 - 22:00 WIB

Bupati Fakhry Lakukan Kunker Perdana di Desa Pedalaman Kecamatan Leuser

Sabtu, 13 September 2025 - 21:58 WIB

Bupati Fakhry Salurkan Bantuan Masa Panik Korban Kebakaran di Maha Singkil

Sabtu, 13 September 2025 - 12:46 WIB

PPK BPJN 3.5 Aceh, Jaya Yuliadi, Tanggap Terhadap Kondisi Infrastruktur di Aceh Tenggara

Sabtu, 13 September 2025 - 01:55 WIB

Jadwal mundur 2.628 calon pppk paruh waktu bisa bernapas lega

Berita Terbaru

BANDA ACEH

PEMA UNADA dan STAI Resmi Keluar dari Aliansi BEM Nusantara Aceh

Senin, 15 Sep 2025 - 22:59 WIB