Operasi Garis Dalam: Ancaman Senyap bagi Wibawa Presiden

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 18 Agustus 2025 - 04:27 WIB

50568 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

DALAM dunia intelijen tempur, dikenal istilah operasi garis dalam. Sebuah taktik penghancuran lawan dari dalam, dengan cara menyusupkan orang-orang ke jantung kekuasaan, membangun opini negatif, hingga menggiring persepsi publik bahwa kelemahan lawan muncul secara alami. Padahal sesungguhnya, itu adalah hasil rekayasa yang terstruktur.

Fenomena politik nasional hari ini memperlihatkan gejala serupa. Sorotan publik seolah diarahkan pada kinerja Presiden Prabowo yang tengah menghadapi tantangan hukum, ekonomi, dan politik. Namun jika ditelisik lebih dalam, kerawanan stabilitas nasional justru bukan lahir dari kebijakan presiden, melainkan ulah politik cawe-cawe Jokowi dan kroninya yang masih memanfaatkan instrumen negara untuk kepentingan pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indikasi jelas terlihat. Pernyataan-pernyataan kontroversial para menteri “warisan Jokowi” kerap menimbulkan keresahan publik. Mulai dari kebijakan tanah oleh ATR/BPN, wacana pajak yang memicu amarah rakyat, kebijakan elpiji 3 kg yang mencekik, hingga manuver Menteri Desa dan Menpan-RB yang justru memperburuk situasi sosial. Belum lagi gaya komunikasi pejabat yang arogan, praktik hukum “pesanan”, dan moral aparat yang lebih sibuk mengejar remah hasil korupsi ketimbang menegakkan keadilan.

Dari perspektif intelijen, ini bukan sekadar kebetulan. Pola ini sangat rapi, seolah bagian dari grand design operasi garis dalam. Tujuannya adalah melemahkan citra dan wibawa Presiden Prabowo untuk membuka jalan menuju 2029. Caranya yaitu Pertama, menempatkan orang-orang tertentu di posisi strategis kabinet. Kedua, memproduksi keresahan publik lewat kebijakan kontroversial. Ketiga, mengkriminalisasi orang-orang dekat presiden melalui black campaign. Keempat, mendorong instabilitas ekonomi dan memicu kerusuhan sosial dengan memanfaatkan relawan bayangan.

Namun Prabowo bukan tanpa perlawanan. Sejumlah langkah kontra-intelijen mulai terlihat seperti pembatalan izin PSN, penundaan proyek IKN, hingga pembatalan kebijakan menteri yang menimbulkan keresahan. Langkah ini menandakan Prabowo sudah membaca skenario besar tersebut.

Yang kini ditunggu publik adalah langkah pamungkas berupa “pembersihan kerikil dalam sepatu kekuasaan”. Tanpa operasi bersih-bersih di lingkaran dalam, wibawa presiden akan terus digerogoti. Politik balas budi tidak boleh dimaknai sebagai loyalitas pada Jokowi, melainkan sebagai tanggung jawab moral untuk mengembalikan negara pada jalur kepentingan rakyat.

Sejarah akan mencatat, apakah Prabowo memilih tunduk pada operasi garis dalam, atau bangkit melakukan pembersihan besar demi melahirkan kepemimpinan yang berdaulat dan berwibawa.

Berita Terkait

Kuota Partai, Pendamping Desa dan Korupsi Kebijakan Menteri Yandri
TNI di Persimpangan Politik Reformasi
Nepal, Indonesia, dan Modus Baru Pembunuhan Demokrasi
Gara Gara Tidak Ada Ambulance : Keluarga Pasien Salah Paham Dengan Pihak RSUD SIM. Ini Kata Kapolsek Kuala
Untuk Akses Transportasi Anak Sekolah Keuchik Panyang Serahkan Satu Unit Raket Baru
Prajurit Yonif TP 856/SBS Laksanakan Patroli di Tempat Keramaian Di Nagan Raya
Said Multazam Warga Desa Ujong Fatihah Terima Bantuan Sembako Dari Brimob Aceh Batalyon C Pelopor
Box ATM Bank Aceh Syariah Depan PLTU 1-2 Nagan Raya Sudah Mulai Aktif. Warga Sudah Bisa Mulai Transaksi 

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 03:25 WIB

Gugatan Tutut Soeharto ke Menkeu Dicabut, Purbaya: Beliau Kirim Salam, Saya Balas Salam

Jumat, 19 September 2025 - 03:22 WIB

Ahli di Sidang MK: 4.351 Polisi Rangkap Jabatan Sipil, Kesempatan Warga Sipil Hilang!

Jumat, 19 September 2025 - 03:04 WIB

Rocky Gerung Sindir Reshuffle Kabinet Prabowo: Cuma Ganti Orang, Bukan Ubah Kualitas

Jumat, 19 September 2025 - 02:53 WIB

Lima Tersangka Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Ditahan KPK, Tiga Orang Dijemput Paksa di Semarang

Jumat, 19 September 2025 - 02:41 WIB

200 Siswa di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan Setelah Makan Gratis, RS Trikora Penuh

Jumat, 19 September 2025 - 02:36 WIB

KPK Ingatkan Potensi Korupsi Dana Rp200 Triliun di Bank Himbara: “Jangan Sampai Kredit Fiktif Terulang”

Kamis, 18 September 2025 - 20:27 WIB

Pemerintah Tegaskan Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta Sudah Dinaikkan

Kamis, 18 September 2025 - 20:21 WIB

GAPPRI Sambut Positif Kajian Penurunan Tarif Cukai oleh Menkeu Purbaya

Berita Terbaru