Jangan Main-main Dalam Penunjukan Calon Kepala BIN

Redaksi Bara News

- Redaksi

Senin, 17 Juni 2024 - 20:32 WIB

5091 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini : Sri Radjasa Chandra, M.BA

Sudah saatnya Presiden terpilih menggunakan hak prerogatifnya secara terukur dan bijak, dalam penunjukan calon Kepala Badan Intelijen Negara, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik transaksional atau bentuk nepotisme yang mengakibatkan Badan Intelijen Negara berjalan terseok-seok. Hal ini mengingat terlalu banyak PR yang harus dikerjakan oleh Kepala BIN yang baru, guna mengembalikan BIN pada posisi on the track, sebagai Badan Intelijen Negara yang professional dan bersifat non partisan serta memiliki moralitas dan integritas institusi yang kuat, dalam mengemban tugas-tugas sebagai early warning, early detection dan early prevent secara terukur, tanpa mengabaikan aspek hukum dan nilai demokrasi, dalam rangka mengeliminir setiap potensi ancaman terhadap kewibawaan dan kelangsungan kedaulatan negara.

Dalam penunjukan calon Kepala Badan Intelijen Negara, Presiden ditantang untuk bersikap sebagai negarawan yang bertindak untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan melulu mendahulukan kepentingan sektoral semata yang mengakhibatkan BIN semakin terpuruk, alih-alih BIN ikut memainkan peran konstruktif sebagai problem solving, justru menjadi bagian dari problem taking.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Standar kriteria calon Kepala BIN semakin selektif, dihadapkan oleh PR yang menjadi tantangan calon Kepala BIN, diantaranya membangun Badan Intelijen Negara sebagai Strategic Unit Presiden. Sejalan dengan spectrum kerawanan dan ancaman yang semakin multidimensional terhadap stabilitas nasional dan kewibawaan serta kelangsungan kedaulatan negara, maka Presiden selaku pemegang otoritas politik tertinggi, harus memiliki kuasa penuh terhadap semua informasi strategis yang penting, dalam rangka menentukan kebijakan yang terukur, demi mewujudkan stabilitas nasional yang mantap dan terjaminnya kelangsungan kedaulatan negara.

Baca Juga :  Luncurkan Program "Knowledge", Wadek III FTIK: Ikhtiar Akselerasi FTIK Cerdas Bersama.

Calon Kepala Badan Intelijen Negara, memiliki tanggung jawab mewujudkan BIN sebagai pilar utama system keamanan nasional, dengan kemampuan menyajikan intelijen secara cepat, tepat, dan akurat, berpedoman pada mekanisme deteksi, identifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Intelijen kepada single user, sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan yang terukur dan akurat, dalam rangka merespons tantangan maupun ancaman terhadap keamanan nasional yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan nasional.

Dihadapkan pada PR calon Kepala Badan Intelijen Negara yang amat pelik, Presiden diharapkan memiliki kriteria khusus sebagai acuan dalam menentukan calon Kepala BIN. Nama-nama yang saat ini sudah berseliweran di media social dan digadang-gadang akan menjadi nakhoda BIN seperti Jenderal Dudung, Dasko, Letjen Herindra dan beberapa nama lainnya, nampaknya kemunculan nama-nama tersebut masih mengedepankan aspek kedekatan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan aspek hirarki kepangkatan, namun masih jauh dari harapan jika dihadapkan oleh 8 standar kriteria calon Kepala BIN sebagai berikut:
1. Kemampuan managerial mengelola institusi yang bekerja dalam diam, sehingga dapat terhindar dari kerawanan kebocoran kegiatan dan informasi yang berklasifikasi rahasia.
2. Pengalaman terlibat dalam perencanaan dan penyelenggaraan operasi intelijen negara di dalam maupun luar negeri.
3. Pengalaman mengemban jabatan di institusi yang multi unsur (sipil, militer dan polisi), diharapkan memiliki kemampuan seni kepemimpinan yang mengakomodir semua unsur kekuatan, dalam rangka terciptanya lingkungan kerja yang guyub.

Baca Juga :  Dansatgas TMMD Reguler ke-120 Laksanakan Karya Bakti Bersama Masyarakat

4. Memiliki kemampuan diplomasi, dalam rangka menghadapi penetrasi ancaman global terhadap kewibawaan negara.
5. Sesuai dengan trademark Intelijen, tentunya Kepala BIN dituntut memiliki kedalaman kecerdasan yang meliputi Intelligence Quotient, Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence.
6. Penunjukan calon kepala BIN, tidak didasarkan oleh pertimbangan nepotisme dan politik transaksional, sejalan dengan posisi BIN sebagai institusi yang non partisan.
7. Memiliki network yang luas, khususnya dengan stakeholder intelijen lainnya, sehingga mampu mengoptimalisasikan peran BIN sebagai koordinator intelijen negara.
8. Mampu menempatkan integritas dan loyalitas dengan skala prioritas tertinggi kepada single user yaitu Presiden.

Penulis adalah Pemerhati Intelijen

Berita Terkait

“Junaidi; Sosok Multitalenta itu kini jadi Komisioner Informasi Aceh”
Kunjungan Danrem 012 Teuku Umar Di Mako Batalyon C Pelopor
Para Pelanggan PLN Harus Tau Diskon  Token Listrik Januari Dan Februari 2025.
Civitas Akademika STIAPEN Lakukan Kunjungan Kerja ke PT. Bara Energi Lestari
Relawan Senior PMI Kota Bandung Melaksanakan Jelajah Nusantara Dalam Rangka HUT Tsunami Aceh Ke 20.
Adri Ketua DP2OW RAPI Wilayah Nagan Raya Apresiasi Kinerja KIP Dan Panwaslih Atas Suksesnya Pilkada
Walaupun Harga Emas Naik Turun Awal Januari 2025 Tercatat Di KUA Suka Makmue 22 Catin. Yang Akan Ijab Kabul Di Masjid Giok.
Melirik Mahfud MD Versus Habiburokhman

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 04:14 WIB

Atraksi Barongsai Meriahkan Perayaan Imlek 2576 di Banda Aceh

Rabu, 29 Januari 2025 - 14:18 WIB

Polda Aceh Periksa Ipda YF: Bila Terbukti Melanggar Akan Diproses

Rabu, 29 Januari 2025 - 05:07 WIB

SAPA Desak DPRA Bentuk Pansus untuk Usut Aset Daerah

Rabu, 29 Januari 2025 - 01:39 WIB

Memalukan, Warga Aceh, Indonesia Jadi Umpan Senjata di Negara Malaysia

Selasa, 28 Januari 2025 - 16:28 WIB

Ceulangiek: Minta Menpan RB Angkat Tenaga R2 dan R3 Paruh Waktu Jadi PPPK Penuh Waktu

Selasa, 28 Januari 2025 - 05:54 WIB

Di Penghujung Jabatan: Ini Capaian Safrizal Selàma Memimpin Aceh

Senin, 27 Januari 2025 - 14:42 WIB

T.M.Raja Jurnalis Pase: Minta Oknum Keuchik Pukul Wartawan Pidie Jaya di Hukum Berat, Tindakannya  Bisa Menyebabkan Kemitraan Keuchik dan Awak Media Jadi Retak

Minggu, 26 Januari 2025 - 22:10 WIB

FRN Desak Kapolda Aceh Usut Tuntas Kekerasan terhadap Jurnalis

Berita Terbaru

NAGAN RAYA

Pemkab Nagan Raya Gelar Rapimsus Bahas Agenda Penting Daerah

Kamis, 30 Jan 2025 - 18:39 WIB

OLAHRAGA

Presiden Adam Depok Buka Suara Soal Tudingan Komdis Aceh

Kamis, 30 Jan 2025 - 18:25 WIB