Suka Makmue : Instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), pada beberapa hari yang lalu untuk menutup seluruh aktivitas tambang emas di seluruh Aceh,kini kembali menimbulkan gelombang kesedihan ribuan warga. Terutama Di Kabupaten Nagan Raya.
Selama ini Ribuan Ibu-ibu dan pemuda bekerja mencari nafkah (Meu Indang Emas) tak kuasa menahan air mata.Karna tambang Emas yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi di keluarga kini terancam berhenti total.
Dari hasil penelusuran dampak aktivitas tambang emas meskipun tanpa izin (ilegal) kepada masyarakat di Kabupaten Nagan Raya selama puluhan tahun ini.

Salah satu Tokoh Muda Nagan Raya Agus angkat bicara terhadap dampak positif dari rasakan daerah dan masyarakat selama ini dari hasil aktivitas tambang emas dikerjakan masyarakat dalam wilayah daerah berjuluk Bumi Seribu Rameune itu. Kata Agus. Kepada sejumlah media Senin 29 September 2025.
Kemudian selam ini hasil dari usaha pertambangan emas rakyat selama ini diantaranya, tambang rakyat di wilayah Nagan Raya sudah berjalan selama ini banyak kepala rumah tangga pengangguran mendapatkan lapangan kerja secara berkelanjutan. Bahkan banyak anak anak yang sudah sukses kuliah.
Sambung Agus dengan adanya kegiatan tambang rakyat di dalam Kabupaten Nagan Raya selama puluhan tahun ini pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat pesat, bahkan perpajakan dari belanja masyarakat juga meningkat meskipun secara tidak langsung dari pajak hasil ekplorasi tambang.
Untuk itu, kami minta kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPR Aceh ) / Tim Pansus jangan asal ngomong. Bapak Bapak / Ibu ibu sudah enak duduk di Bangku berputar dan di AC Yang dingin. Yang perlu di Pansus adalah Lintas Kepala Dinas badan dan kantor. Kemudian yang perlu di Pansus Rumah Kaum Dhuafa yang perlu di bangun. itu lu pak. Ucapnya Agus.
Terkait dengan pekerjaan Tambang emas itu, daya beli dipasar usaha mikro kecil menengah (UMKM) masyarakat sangat tinggi dan juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan dalam daerah , kenapa bapak bapak / Ibu ibu tak berfikir .Tambang rakyat yang menggunakan excavator (Beco) dalam wilayah berjuluk Bumi Seribu Rameune, tidak ada satu pun tokenya orang luar Nagan Raya, semua milik masyarakat kabupaten setempat, bahkan kami kerja di Tanah milik sendiri. Bukan di Hutan lindung. Tegas Agus.
Perlu kami luruskan, kegiatan tambang rakyat beraktivitas di Nagan Raya selama ini, sangat banyak terbantu pembangunan di desa dan di tingkat kecamatan bahkan di Tingkat Kabupaten, dilakukannya penambangan, diantaranya pembangunan masjid di Kecamatan Beutong, Dayah Pesantren dan meriahkan HUT RI, Kegiatan Maulid dan lainnya.
“Semenjak pembelian tanah sampai pembangunannya hampir selasai dan masih banyak pembangunan lain seperti irigasi, jalan, jembatan dan membantu kegiatan umum lainnya dari hasil bantuan sumbangan dari para penambang emas milik rakyat,” terang Aktivis Nagan Raya, Wahyu Beutong itu.
“Kami tidak pernah memberikan sejumlah uang yang disebut untuk pihak keamanan seperti di tuduh Pansus DPR Aceh, anggaran dikumpul oleh para pengurus lebih cenderung untuk kepentingan agama, umum, dana sosial seperti santunan anak yatim, fakir miskin, serta membantu sarana ibadah,” Tegas Agus
Agus berharap kepada pemerintah butuh pembinaan bukan hanya dapat mengeluarkan intruksi tutup tambang karena masyarakat sudah bergantung hidupnya di tambang untuk membiayai kebutuhan keluarganya dan juga menyekolahkan anak anaknya.
Wahyu menerangkan, bahwa lapangan kerja di tambang emas rakyat sebenarnya tidak juga merugikan negara, dikerjakan dilahan masyarakat yang ikut serta bekerja didalamnya, dan juga tidak mesti harus berijazah seperti bekerja di perusahaan-perusahaan milik negara, perusahaan swasta, dan bekerja diinstansi pemerintah. Tutup Agus.( Red )