Pidie Jaya, 4 November 2025 – Sejumlah anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya melakukan kunjungan langsung ke beberapa arena pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-XXXVII yang tengah berlangsung di daerah tersebut. Mereka turun langsung ke lokasi-lokasi utama penyelenggaraan untuk meninjau kesiapan serta proses pelaksanaan berbagai cabang lomba, sekaligus memastikan kelancaran teknis dan kenyamanan bagi para peserta serta masyarakat yang turut hadir.
Dipimpin oleh Saifullah, rombongan yang terdiri dari anggota Komisi A lainnya, seperti Nazaruddin Ismail dan Said Syahrul, mengawali peninjauan mereka ke Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pidie Jaya yang menjadi pusat pelaksanaan lomba tahfiz Al-Qur’an kategori 10, 20, dan 30 juz. Di tempat ini, para anggota legislatif tak hanya melihat langsung jalannya perlombaan, tetapi juga berinteraksi langsung dengan dewan juri, peserta, serta panitia pelaksana. Mereka menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap kualitas penampilan para peserta yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota se-Aceh, seraya memberikan semangat moral kepada generasi muda yang tampil sebagai qari dan hafiz terbaik dari wilayahnya masing-masing.
Usai dari MUQ, rombongan melanjutkan kunjungan ke aula Kantor Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Pidie Jaya yang menjadi lokasi cabang lomba Syarhil Qur’an. Para anggota dewan menyimak langsung proses lomba ini, yang dikenal sebagai cabang yang tidak hanya menuntut kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga keterampilan menyampaikan pesan-pesan keislaman dalam bentuk pidato yang menggugah. Kunjungan turut dilanjutkan ke beberapa masjid besar yang menjadi lokasi penting, seperti Masjid Al-Munawwarah dan Masjid Tgk. Chik Pante Geulima. Di kedua tempat ini, berbagai cabang lomba lainnya seperti tilawah, tafsir, dan fahmil Qur’an diselenggarakan dengan antusiasme tinggi dari masyarakat sekitar.
Dalam kesempatan tersebut, Saifullah menyampaikan rasa bangganya terhadap penyelenggaraan MTQ Aceh tahun ini yang dinilai berjalan dengan lancar dan penuh semangat kebersamaan. Ia menyoroti besarnya peran masyarakat Pidie Jaya dalam menyukseskan acara ini, baik sebagai tuan rumah maupun pendukung moral bagi ribuan peserta yang datang dari seluruh Aceh. Ia menekankan bahwa MTQ bukan sekadar ajang kompetisi membaca dan memahami Al-Qur’an, tetapi menjadi sarana membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat serta mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah keberagaman budaya lokal.
Momentum MTQ ini, lanjutnya, mampu menghidupkan kembali semangat generasi muda Aceh untuk terus mendalami ilmu-ilmu keislaman dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam bermasyarakat. Dirinya juga mengapresiasi kerja keras seluruh panitia dan elemen pemerintah daerah yang telah mempersiapkan seluruh aspek teknis maupun nonteknis dengan baik, mulai dari penataan arena, penyambutan peserta, akomodasi hingga keamanan selama kegiatan berlangsung.
Kunjungan Komisi A DPRK Pidie Jaya ini sekaligus dimaksudkan sebagai bentuk pengawasan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan yang melibatkan anggaran publik. Selain itu, pertemuan informal dengan panitia dan tokoh-tokoh masyarakat selama kunjungan juga dijadikan ajang untuk mengumpulkan masukan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan MTQ, sebagai bekal untuk penyempurnaan kegiatan serupa di masa mendatang. Saifullah mengungkapkan pentingnya menjadikan pengalaman tahun ini sebagai standar pelaksanaan MTQ yang lebih baik dan merata ke depannya, baik dari sisi partisipasi, kualitas teknis, maupun kemeriahan suasana yang dibentuk dari kekompakan lintas sektor.
MTQ Aceh ke-XXXVII yang digelar selama sepekan di Kabupaten Pidie Jaya menghadirkan ribuan peserta yang mewakili 23 kabupaten dan kota di seluruh Provinsi Aceh. Kegiatan ini menjadi salah satu event keagamaan terbesar di wilayah tersebut, tidak hanya mempertemukan para qari dan hafiz terbaik Aceh, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya membina generasi Qur’ani dalam menghadapi tantangan zaman. Kehadiran para wakil rakyat di tengah-tengah aktivitas MTQ menjadi sinyal positif dan bentuk dukungan langsung terhadap pengembangan syiar Islam yang senantiasa menjadi bagian integral dari kehidupan sosial budaya masyarakat Aceh.
(*)












































