ACEH TENGAH | Sepertinya orang Gayo akan selalu menjadi masyarakat kelas 2 (dua) di Tanoh rencong. Dan sejarah telah mencatat itu, namun sepertinya hal yang sama akan kembali dirasakan oleh orang Gayo dalam 5 tahun kedepan.
Diawal pemerintahan baru Aceh, mualem sebagai gubernur Aceh telah menunjuk saudara Alhudri sebagai PLT Sekda Aceh. Penunjukan itu seperti membawa angin segar bagi masyarakat Gayo. Harapan orang Gayo untuk mengirimkan putra nya untuk turut terlibat dalam mengambil kebijakan strategis demi pembangunan Aceh kedepan sepertinya akan terwujud. Hal ini dirasakan tidak terlalu berlebihan karena toh di tanah Gayo dan Alas Mualem mendapatkan kemenangan besar di Pilkada 2024 kemarin.
Namun harapan itu serasa sirna dalam sekejap mata. Mualem kembali “berkhianat” kepada urang Gayo.
Baru 28 hari setelah penunjukan Alhudri sebagai PLT sekda, tiba² pada Senin 17 Maret 2025 beliau diganti tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Perlu digaris bawahi, ini bukan tentang saudara Alhudri, tapi ini tentang cara mualem sebagai gubernur Aceh yg memiliki hak penuh terkait itu memperlakukan orang Gayo.
Kecewa? Pasti. Namun apa mau dikata, Mualem dan orang² disekelilingnya bagaikan kacang yang lupa pada kulitnya. Beliau lupa bagaimana memperlakukan manusia Gayo sebagai manusia.
Kalau begini terus, maka sangat layak ide ALA (Aceh lauser Antara) kita diskusikan lagi.
Sekali lagi kami mengharap mualem sebagai orang di dipilih oleh masyarakat Gayo sebagai gubernur Aceh dapat menjelaskan ini kepada masyarakat Gayo secara khusus dan Masyarakat Aceh secara umum. Jangan hanya bisa berlindung dibalik tembok pendopo.
Uwet mi ko urang Gayo.
By. Tgk Muhammad muslim alhaitami
(Putra Gayo alumni Dayah)