Potret Pemberatasan Korupsi di Indonesia “Kejarlah Daku, Kau Ku Sandera”

Redaksi Bara News

- Redaksi

Jumat, 6 Juni 2025 - 02:12 WIB

50154 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Intelijen)

TIDAK berlebihan jika negeri ini, dijuluki syurga bagi koruptor. Semakin besar uang rakyat yang dirampok, semakin nyaman hidup sang koruptor. Menikmati luxury dari negara, karena dari uang jarahan, dapat mempertahankan jabatan basah dengan segala fasilitas VIP. Persoalan korupsi di negeri ini, tidak dapat dicermati dengan pendekatan hati nurani dan etika, karena korupsi sudah menjadi ibadah fardu ain, bagi pejabat mulai tingkat desa hingga pusat.

Mahalnya ongkos politik dan tingginya biaya membeli jabatan, korupsi adalah solusi jitu untuk mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan, bahkan korupsi harus memberi manfaat profit. Tidak perduli rakyat hidup dalam kemiskinan dan harapannya tidak muluk-muluk, asal besok bisa makan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah carut marut kehidupan berbangsa bernegara, akibat korupsi yang telah menyebar hingga ketulang sumsum, masih saja para penegak hukum berlomba mengais limbah korupsi. Mereka rela menjadi jongos perampok uang rakyat dan bangga mengklaim dirinya sebagai hero. Sejauh mata memandang, korupsi luas terbentang. Berita penangkapan koruptor selalu memenuhi media massa setiap hari. Foto timbunan uang hasil rampasan dari koruptor, menjadi bukti keberhasilan penegak hukum. Tapi hasil dari proses hukum, hanya teri yang terjaring jerat hukum.

Lantas, kemana para begundal otak korupsi, apakah aparat hukum tidak memiliki kemampuan menghadapi kelicikan otak korupsi. Mungkin para penegak hukum, termasuk golongan penggemar uang rakyat. Penanganan kasus korupsi, bisa jadi telah terpapar jokowi syndrome, antara pelaku dan penegak hukum saling berempati dan berbagi hasil jarahan.

Persoalan korupsi tidak dapat dilihat, hanya sebagai persoalan hukum, korupsi telah dieksploitasi sebagai alat politik dan pelet/gendam dalam terminology ilmu hitam, untuk membungkam kawan maupun lawan. Publik perlu mengawasi implementasi kebijakan presiden Prabowo, dalam rangka memberantas korupsi, dengan melibatkan prajurit TNI untuk mengamankan jajaran kejagung dari teror, intimidasi dan kekerasan fisik, sebagai bentuk serangan balik gerombolan koruptor. Tidak menutup kemungkinan itikad baik presiden Prabowo, justru dijadikan peluang aparat hukum, untuk terus memelihara hobby berbagi dengan koruptor, dalam suasana aman terkendali, karena kehadiran TNI.

Kondisi factual jajaran kejagung, penyebaran virus jokowi syndrome semakin akut, khususnya pada penanganan kasus mega korupsi pertamina, PT Timah dan praktek markus yang mulai terasa berjalan lamban dan ada keengganan untuk mengejar otak pelaku yang melibatkan para pejabat negara dan oligarki kakap.

Presiden Prabowo hendaknya memberi warning kepada kejagung, bahwa penempatan prajurit TNI di jajaran kejaksaan, bukan makan siang gratis, tapi ada konsekuensi yang nantinya ditagih oleh negara, yaitu kerhasilan maksimal kejagung dalam mengungkap kasus-kasus mega korupsi, hingga terjerat otak pelakunya. Presiden Prabowo sudah saatnya memberi himbauan kepada seluruh rakyat, untuk secara mandiri memelihara kekebalan nasionalisme, menghadapi pandemi virus jokowi syndrome yang saat ini telah menjangkiti lingkungan pejabat negara.

Berita Terkait

TNI di Persimpangan Politik Reformasi
Nepal, Indonesia, dan Modus Baru Pembunuhan Demokrasi
Gara Gara Tidak Ada Ambulance : Keluarga Pasien Salah Paham Dengan Pihak RSUD SIM. Ini Kata Kapolsek Kuala
Untuk Akses Transportasi Anak Sekolah Keuchik Panyang Serahkan Satu Unit Raket Baru
Prajurit Yonif TP 856/SBS Laksanakan Patroli di Tempat Keramaian Di Nagan Raya
Said Multazam Warga Desa Ujong Fatihah Terima Bantuan Sembako Dari Brimob Aceh Batalyon C Pelopor
Box ATM Bank Aceh Syariah Depan PLTU 1-2 Nagan Raya Sudah Mulai Aktif. Warga Sudah Bisa Mulai Transaksi 
Semangat Gotong Royong Ratusan Personel Batalyon infanteri Yonif 856 TP/ Satria Bumi Sakti Bersihkan Masjid

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 22:51 WIB

Nepal, Indonesia, dan Modus Baru Pembunuhan Demokrasi

Rabu, 17 September 2025 - 02:19 WIB

Gara Gara Tidak Ada Ambulance : Keluarga Pasien Salah Paham Dengan Pihak RSUD SIM. Ini Kata Kapolsek Kuala

Selasa, 16 September 2025 - 19:39 WIB

Untuk Akses Transportasi Anak Sekolah Keuchik Panyang Serahkan Satu Unit Raket Baru

Minggu, 14 September 2025 - 13:45 WIB

Prajurit Yonif TP 856/SBS Laksanakan Patroli di Tempat Keramaian Di Nagan Raya

Minggu, 14 September 2025 - 01:21 WIB

Said Multazam Warga Desa Ujong Fatihah Terima Bantuan Sembako Dari Brimob Aceh Batalyon C Pelopor

Sabtu, 13 September 2025 - 21:42 WIB

Box ATM Bank Aceh Syariah Depan PLTU 1-2 Nagan Raya Sudah Mulai Aktif. Warga Sudah Bisa Mulai Transaksi 

Sabtu, 13 September 2025 - 18:58 WIB

Semangat Gotong Royong Ratusan Personel Batalyon infanteri Yonif 856 TP/ Satria Bumi Sakti Bersihkan Masjid

Jumat, 12 September 2025 - 16:10 WIB

PT Socfindo Seumayam Berikan Makanan Tambahan Untuk Warga Simpang Deli Kampung

Berita Terbaru