GAYO LUES, BARANEWS — Pemerintah Kabupaten Gayo Lues terus memperkuat komitmen dalam menuntaskan permasalahan stunting di wilayahnya dengan mengedepankan inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Meskipun menjadi kabupaten dengan penurunan angka stunting terbaik kedua se-Aceh setelah Kabupaten Subulussalam, Pemkab Gayo Lues tak ingin berpuas diri. Melalui program unggulan GENTAS atau Gayo Lues Tuntas Atasi Stunting, langkah strategis menuju eliminasi kasus stunting terus digenjot.
Wakil Bupati Gayo Lues, Maliki, menegaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan kesehatan, melainkan persoalan jangka panjang yang berkaitan langsung dengan pembangunan sumber daya manusia. Ancaman keterlambatan perkembangan anak, gangguan kesehatan kronis, hingga risiko rendahnya produktivitas pada masa dewasa menjadi alasan mengapa penanganan stunting harus dilakukan secara serius dan berkesinambungan.
“Anak yang tumbuh dengan kondisi stunting memiliki risiko lebih tinggi terhadap keterlambatan perkembangan kognitif, gangguan kesehatan, bahkan menurunnya produktivitas di usia dewasa kelak,” ujar Maliki saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gayo Lues yang digelar di Aula Setdakab, Rabu (15/10/2025).
Ia berharap, forum tersebut dapat menjadi sarana evaluasi atas capaian program dan kegiatan yang telah dijalankan dalam upaya penanggulangan stunting selama ini. Selain itu, rakor juga menjadi ruang strategis untuk mengidentifikasi berbagai kendala di lapangan, sekaligus merumuskan langkah-langkah inovatif untuk tahun 2025 agar program berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.
Menanggapi harapan tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gayo Lues, Sartika Mayasari, S.STP., M.A., memaparkan sejumlah inovasi yang telah dilakukan jajarannya, salah satunya adalah pengembangan program GENTAS sebagai sistem yang memungkinkan pengelolaan data stunting secara rinci dan real-time.
“Melalui GENTAS, kita dapat mengetahui jumlah balita stunting di satu kampung secara rinci. Data ini by name by address, artinya sangat spesifik dan memudahkan kita memantau setiap perkembangan anak yang terdampak stunting,” ujar Sartika.
Tak hanya berhenti di situ, Pemkab Gayo Lues juga menguatkan program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yakni sebuah gerakan gotong royong sosial berbasis swadaya masyarakat untuk turut membantu pemenuhan gizi balita stunting. Program ini membuka ruang partisipatif bagi masyarakat dalam membantu penanganan kasus stunting, khususnya dalam bentuk donasi makanan tambahan bagi anak-anak yang membutuhkan.
“GENTING ini merupakan upaya kolaboratif masyarakat dan pemangku kepentingan. Berbagai pihak ikut berkontribusi dengan memberikan bantuan baik berupa dana, paket makanan, maupun dukungan sosial lainnya,” jelas Sartika.
Hingga pertengahan Oktober 2025, dana yang berhasil dikumpulkan melalui program tersebut telah mencapai Rp 35.796.000. Dana tersebut, menurut Sartika, kemudian dimanfaatkan untuk pengadaan makanan tambahan bergizi yang dibagikan kepada anak-anak dengan status gizi buruk atau rawan stunting di berbagai kampung.
Seluruh program ini, lanjutnya, tidak hanya bertumpu pada kerja pemerintah, tetapi juga dirancang untuk merangsang kesadaran masyarakat bahwa pencegahan dan penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama. Ia menegaskan bahwa keberhasilan nyata hanya bisa tercapai apabila seluruh elemen masyarakat berperan aktif dalam memastikan tumbuh kembang anak berlangsung optimal sejak dini.
Dengan strategi yang menyasar akar persoalan, dukungan data presisi melalui GENTAS, dan penguatan partisipasi publik melalui GENTING, Pemkab Gayo Lues optimistis dapat mencapai target ambisius untuk menekan angka stunting hingga nol kasus di masa mendatang. Upaya ini sejalan dengan visi daerah dalam mencetak generasi muda Gayo Lues yang sehat, kuat, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (ABDIANSYAH)













































