Pemkab Gayo Lues Kembangkan 3.000 Hektare Lahan Perkebunan Lewat Program GERETEK, Dorong Ekonomi Kerakyatan

Redaksi Bara News

- Redaksi

Jumat, 20 Juni 2025 - 00:19 WIB

50537 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gayo Lues — Pemerintah Kabupaten Gayo Lues menetapkan langkah strategis dalam mendorong ekonomi kerakyatan dengan merancang pengembangan 3.000 hektare lahan perkebunan pada periode 2025 hingga 2029. Program ini menjadi bagian utama dari Gerakan Restorasi Ekonomi Kerakyatan (GERETEK), yang tercantum sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten (RPJM) Gayo Lues.

Langkah ambisius ini disampaikan oleh Plt. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gayo Lues, Muhaimini, dalam kegiatan paparan RPJM yang digelar di Aula Setdakab Gayo Lues, Selasa, 17 Juni 2025. Menurut Muhaimini, program ini dirancang untuk membangun identitas ekonomi daerah sekaligus menjawab tantangan peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis potensi lokal.

“Tujuan utama dari program GERETEK adalah membangun branding Gayo Lues sebagai Kabupaten Kopi dan Kakao. Fokus utama tetap pada perluasan lahan dan peningkatan produksi dua komoditas unggulan ini, namun tanpa mengesampingkan potensi komoditas lain,” jelas Muhaimini di hadapan peserta rapat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia mengakui bahwa target awal sebenarnya mencapai 5.000 hektare lahan perkebunan, namun karena keterbatasan anggaran, pemerintah daerah menetapkan target realistis sebesar 3.000 hektare. Program ini menyasar para petani dan masyarakat yang memiliki lahan pertanian yang belum tergarap, dengan pendekatan berbasis swakelola dan partisipatif.

“Model pelaksanaan GERETEK diarahkan secara rasional dan swakelola, artinya keterlibatan masyarakat sangat penting. Nantinya pelaksanaan akan didampingi oleh para penyuluh, dan kita akan melakukan evaluasi secara berkala berbasis insentif, sehingga masyarakat tidak hanya bekerja, tapi juga terdorong oleh hasil yang konkret,” tambahnya.

Adapun wilayah prioritas pengembangan kopi berada di Kecamatan Pantan Cuaca, Blang Jerango, Kuta Panjang, Blangkejeren, Blangpegayon, dan Dabun Gelang. Sementara itu, pengembangan tanaman kakao akan dipusatkan di Kecamatan Putri Betung, Pining, Terangun, Tripe Jaya, dan Rikit Gaib.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gayo Lues, Suhaidi, S.Pd., M.Si, menegaskan bahwa pelaksanaan RPJM harus menjadi tanggung jawab kolektif semua SKPK di lingkungan Pemkab Gayo Lues. Ia menolak anggapan bahwa ketidaktercapaian target menjadi alasan untuk merevisi RPJM. Sebaliknya, Bupati menekankan pentingnya penyusunan target yang realistis dan mendorong SKPK untuk bahkan melampaui apa yang telah direncanakan.

“Kita tidak perlu merevisi RPJM hanya karena tidak bisa memenuhi target awal. Yang perlu kita lakukan adalah mengisinya dengan target realistis, dan jika mampu melebihi, itu adalah prestasi kita,” tegas Suhaidi.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa tugas dan tanggung jawab telah dibagi sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing SKPK. Dengan demikian, kerja sama lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah.

“Kalau bukan kita yang memikirkan Gayo Lues ini, siapa lagi? Ini rumah besar kita, dan kita semua punya peran di dalamnya,” tutup Bupati.

Program GERETEK diharapkan dapat menjadi titik tolak kebangkitan ekonomi lokal di Gayo Lues, serta memperkuat posisi daerah sebagai sentra penghasil kopi dan kakao unggulan di wilayah Aceh dan Sumatera. Pemerintah Kabupaten berkomitmen untuk mendampingi masyarakat secara langsung dalam pelaksanaan program ini, sekaligus membangun kesadaran dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

(Abdiansyah)

Berita Terkait

Brimob Aceh Kembangkan Rumah Karya Penyulingan Minyak Sere Wangi di Gayo Lues
Terlunta Bersama Dua Anak, Ibu Muda Korban KDRT Asal Gayo Lues Menjerit Butuh Bantuan untuk Pulang
ADD Tahap II Mandek di Gayo Lues: BPMK Dituding Hambat Roda Pembangunan Desa, Ada Apa dengan ‘Proses Input’ Tanpa Ujung?
Dinas BPMK Gayo Lues: Biang Kerok Keterlambatan Gaji Perangkat Desa?
Pemkab Gayo Lues Genjot Penyusunan Renstra 2025-2029, Target Rampung 15 Juli
Kapolres Gayo Lues Pimpin Apel Operasi Patuh Seulawah 2025: Dorong Budaya Tertib Berlalu Lintas di Aceh
Polsek Blangkejeren Gerak Cepat Padamkan Kebakaran Lahan di Belakang MTsN 2 Blangbengkik
Mahkamah Syar’iyah Blangkejeren Vonis 155 Bulan Penjara Pelaku Perkosaan Anak

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 00:56 WIB

Mahasiswa Dorong Penguatan ESG dalam Industri Tambang, IMM Aceh Gelar FGD Kolaboratif

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:30 WIB

Polda Aceh Gelar Operasi Patuh Seulawah 2025, Fokus pada Tujuh Pelanggaran Prioritas

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:27 WIB

Festival Band Hari Bhayangkara ke-79 Resmi Ditutup, Polres Aceh Tengah Raih Juara Pertama

Senin, 14 Juli 2025 - 19:44 WIB

Pemkab Gayo Lues Terima DAK BKKBN untuk Dukung Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

Senin, 14 Juli 2025 - 09:02 WIB

Bea Cukai Aceh Ungkap 4,5 Ton Narkotika Semester Pertama 2025, Separuh dari Total Nasional

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:20 WIB

Polda Aceh Gelar Kapolda Cup 2025, Total Hadiah Rp60 Juta Diperebutkan

Jumat, 11 Juli 2025 - 20:03 WIB

BenQ dan Datascrip Perkuat Pengadaan Digital Berbasis Produk Lokal di Aceh

Jumat, 11 Juli 2025 - 11:49 WIB

M Hawanis Ketua LSM Rambu Darat Apresiasi Dinas ESDM Aceh, Sumur Minyak Rakyat Menuju Legalitas

Berita Terbaru

BENER MERIAH

Potret Buram Dunia Pendidikan Aceh di Tengah Gelontoran Dana Otsus

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:37 WIB