Nagan Raya : Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat( PKM) hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2024, tim Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah jeruk sebagai pupuk organik cair kepada 13 orang petani jeruk di desa persiapan Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya Aceh.
Keuchik desa Sumber Bakti,Teuku Sulaiman , mengapresiasi pengabdian masyarakat Dosen UTU yang dinilainya sangat bermanfaat-ditengah keterbatasan petani jeruk dalam membeli pupuk kimia untuk kebutuhan kebun tanaman jeruk masyarakat petani di desanya. Kamis,19 September 2024.
” Alhamdulillah, setelah pelatihan, petani jeruk di desa kami sekarang sudah bisa dan semuanya mulai menciptakan pupuk organik cair dari limbah buah jeruk mereka sendiri. Ini sesuatu yang baru bagi kami, dan sangat bermanfaat menghemat ekonomi petani,” kata Teuku Sulaiman.
Ketua tim PKM UTU Dr. Rahmat Pramulya, S.TP., M.M mengatakan, kegiatan PKM melalui pemberdayaan desa binaan yang bertemakan” Pengembangan potensi lokal desa gambut lestari sebagai penopang kesejahteraan rakyat dan keberlanjutan lingkungan” diharapkan terus dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani jeruk di desa Sumber Bakti dalam mengolah limbah kulit jeruk sebagai solusi alternatif, baik dalam upaya menjaga kesehatan tanah jangka panjang dari dampak penggunaan pupuk kimia, maupun dari segi penghematan biaya bagi petani.
” Kemudian bersama tim kami, program ini juga akan kita kontrol terus, sehingga hasil dan kendala di petani jeruk dapat terkoordinasi atau tertangani secara baik, ” kata Dr. Rahmad Pramulya.
Selain kegiatan pelatihan petani jeruk, program lain dalam PKM tim Dosen UTU yang berkolaborasi dengan satu Dosen STIAPEN Nagan Raya tersebut, juga melaksanakan program pemberdayaan kelompok ikan asap di desa Sumber Bakti berupa pelatihan dan penyerahan alat inovasi teknologi pengasapan ikan kepada 10 orang masyarakat pengolah ikan asap.
” Sama dengan petani jeruk, kelompok masyarakat pengolah ikan asap yang telah dilatih 8 September 2024 kemarin, oleh tim juga akan dikoordinasikan dan dikontrol terus sesuai dengan tahapan capaian program,” pungkas dosen pertanian UTU Rahmad Pramulya. (red )