BANDA ACEH | Isatou Kunjo, mahasiswi asal Gambia, berhasil menyelesaikan studi Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala pada Rabu, 28 Mei 2025. Keberhasilan ini menjadi momen penuh haru dan kebanggaan tidak hanya bagi Isatou sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan lingkungan akademik yang selama ini mendukungnya. Dalam sebuah wawancara, Isatou mengungkapkan perasaan campur aduk antara kebahagiaan, rasa lega, dan kebanggaan atas pencapaian yang diraihnya setelah perjalanan panjang yang penuh perjuangan.
Ia menceritakan bagaimana proses belajar selama menempuh program magister tidak selalu mudah. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah manajemen waktu. Mengatur waktu secara efektif antara menyelesaikan tugas, menghadapi ujian, dan menjalankan tanggung jawab pribadi bukan hal yang sederhana. “Saya harus belajar untuk tetap terorganisir, menetapkan prioritas, dan terkadang membuat pengorbanan. Tetap fokus dan terus mengingat tujuan saya menjadi kunci untuk melewati masa-masa sulit,” ujar Isatou. Ia juga mengaku banyak menghabiskan malam tanpa tidur demi menyelesaikan berbagai tugas dan persiapan ujian yang menuntut konsentrasi tinggi.
Selain kerja keras secara akademik, dukungan moral dan semangat dari keluarga serta lingkungan sekitar sangat membantu Isatou dalam mencapai targetnya. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberikan dorongan tanpa henti, serta para dosen dan teman-teman di Universitas Syiah Kuala yang menjadi bagian penting dalam proses belajarnya. “Saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya atas dukungan tiada henti. Saya juga berterima kasih kepada para dosen dan teman-teman yang telah membantu saya selama studi. Bimbingan dan motivasi mereka sangat berarti bagi kesuksesan saya,” katanya dengan penuh rasa syukur.
Keberhasilan Isatou tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga bukti nyata bahwa dengan semangat, ketekunan, dan dukungan yang memadai, seseorang dapat meraih impian dan cita-citanya, meski harus menuntut ilmu jauh dari tanah kelahirannya. Ia berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa internasional lain, khususnya yang tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan di Indonesia. Universitas Syiah Kuala turut menyampaikan rasa bangga atas pencapaian Isatou dan berharap para lulusan dapat terus berkontribusi positif bagi masyarakat luas.
Selain prestasi akademik, pengalaman hidup Isatou selama menempuh studi juga membentuk karakter dan keterampilannya dalam menghadapi tantangan global. Ia menilai bahwa keberadaannya di Indonesia, khususnya di Aceh, membuka wawasan baru tentang keberagaman budaya dan cara berpikir yang berbeda. Hal ini menjadi modal penting untuk mengembangkan kariernya di masa depan. Dengan gelar Magister Manajemen di tangan, Isatou berambisi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya demi kemajuan pribadi dan lingkungan sosial di mana pun ia berada. (*)