KPK RI Diminta Usut Permainan Izin Tambang GMR di Kawasan Hutan Gayo Lues

Redaksi Bara News

- Redaksi

Sabtu, 21 Juni 2025 - 18:27 WIB

501,127 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gayo Lues, Baranews Keputusan pemerintah yang memberikan izin eksplorasi tambang kepada perusahaan GMR di kawasan hutan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, menuai kecaman keras. Izin tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 263 Tahun 2025 tertanggal 16 Mei 2025, dan dinilai sebagai bentuk nyata pembiaran negara terhadap kerusakan lingkungan yang sistematis.

Sorotan tajam disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Leuser Aceh, Abdiansyah SST, yang dengan tegas menyatakan penolakan total terhadap segala bentuk eksploitasi kawasan hutan, termasuk yang dibungkus atas nama investasi nasional.

“Ini bukan sekadar pelanggaran prosedur. Ini kejahatan lingkungan yang dilegalkan. Kawasan hutan bukan lahan bebas yang bisa dikapling untuk kepentingan korporasi. GMR masuk ke wilayah yang secara hukum dan moral harus dilindungi. Kami tegaskan: Lembaga Leuser Aceh menolak keras dan anti terhadap segala bentuk eksploitasi di kawasan hutan, titik,” ujar Abdiansyah, pada 21 Juni 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menegaskan bahwa pihaknya sejak lama telah mencermati pola-pola eksploitasi terselubung di wilayah ekosistem Leuser, termasuk di Gayo Lues yang merupakan salah satu kantong hutan alam terluas di Aceh. Menurutnya, kasus GMR adalah contoh nyata dari kegagalan negara dalam menjaga warisan ekologisnya.

“Tidak ada bukti bahwa tambang seperti ini mensejahterakan masyarakat. Yang ada justru kerusakan permanen: air bersih menghilang, tanah longsor, satwa punah, dan masyarakat terbelah karena konflik lahan. Lalu siapa yang untung? Segelintir elite yang bersembunyi di balik izin resmi,” tegasnya.

Abdiansyah juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) untuk segera mengusut tuntas seluruh proses pemberian izin tambang kepada GMR. Ia meminta agar KPK tidak hanya fokus pada surat keputusan terakhir, tapi juga memeriksa jejak panjang izin-izin sebelumnya di kawasan yang sama.

“Kami minta KPK RI segera turun ke Gayo Lues. Jangan hanya fokus pada korupsi anggaran, tapi buka juga kejahatan lingkungan yang merampas hak hidup masyarakat. Usut dari siapa yang mengusulkan, siapa yang menyetujui, dan siapa yang diuntungkan. Telusuri juga izin-izin sebelumnya. Jangan biarkan rakyat dibohongi dengan kata ‘resmi’, padahal dampaknya adalah kehancuran,” lanjutnya.

Ia juga mengkritik sikap pemerintah daerah yang dinilainya terlalu lemah dan kompromistis. Pemkab Gayo Lues, menurutnya, seharusnya menjadi pihak pertama yang menolak eksploitasi kawasan hutan—bukan justru diam saat hutan diserahkan ke korporasi.

“Bupati di mana? DPRK di mana? Apakah mereka tidak tahu bahwa kawasan ini adalah sumber air ribuan warga? Atau sudah terbiasa melihat hutan dikapling demi proyek tambang dan bagi-bagi keuntungan?” ucapnya.

Abdiansyah memastikan bahwa Lembaga Leuser Aceh akan terus melakukan advokasi, konsolidasi masyarakat sipil, serta kampanye nasional untuk menghentikan semua bentuk tambang di kawasan hutan. Ia menyebut perjuangan ini bukan sekadar isu lingkungan, melainkan pertarungan moral demi keadilan antargenerasi.

“Kalau hari ini kita biarkan satu izin lolos, besok akan menyusul sepuluh lagi. Dan saat hutan terakhir ditebang, kita semua kehilangan hidup. Maka tidak ada tawar-menawar: kawasan hutan adalah batas mutlak. Tak boleh disentuh tambang, apalagi oleh korporasi seperti GMR,” pungkasnya. (tim)

Berita Terkait

Brimob Aceh Kembangkan Rumah Karya Penyulingan Minyak Sere Wangi di Gayo Lues
Terlunta Bersama Dua Anak, Ibu Muda Korban KDRT Asal Gayo Lues Menjerit Butuh Bantuan untuk Pulang
ADD Tahap II Mandek di Gayo Lues: BPMK Dituding Hambat Roda Pembangunan Desa, Ada Apa dengan ‘Proses Input’ Tanpa Ujung?
Dinas BPMK Gayo Lues: Biang Kerok Keterlambatan Gaji Perangkat Desa?
Pemkab Gayo Lues Genjot Penyusunan Renstra 2025-2029, Target Rampung 15 Juli
Kapolres Gayo Lues Pimpin Apel Operasi Patuh Seulawah 2025: Dorong Budaya Tertib Berlalu Lintas di Aceh
Polsek Blangkejeren Gerak Cepat Padamkan Kebakaran Lahan di Belakang MTsN 2 Blangbengkik
Mahkamah Syar’iyah Blangkejeren Vonis 155 Bulan Penjara Pelaku Perkosaan Anak

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 00:56 WIB

Mahasiswa Dorong Penguatan ESG dalam Industri Tambang, IMM Aceh Gelar FGD Kolaboratif

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:30 WIB

Polda Aceh Gelar Operasi Patuh Seulawah 2025, Fokus pada Tujuh Pelanggaran Prioritas

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:27 WIB

Festival Band Hari Bhayangkara ke-79 Resmi Ditutup, Polres Aceh Tengah Raih Juara Pertama

Senin, 14 Juli 2025 - 19:44 WIB

Pemkab Gayo Lues Terima DAK BKKBN untuk Dukung Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

Senin, 14 Juli 2025 - 09:02 WIB

Bea Cukai Aceh Ungkap 4,5 Ton Narkotika Semester Pertama 2025, Separuh dari Total Nasional

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:20 WIB

Polda Aceh Gelar Kapolda Cup 2025, Total Hadiah Rp60 Juta Diperebutkan

Jumat, 11 Juli 2025 - 20:03 WIB

BenQ dan Datascrip Perkuat Pengadaan Digital Berbasis Produk Lokal di Aceh

Jumat, 11 Juli 2025 - 11:49 WIB

M Hawanis Ketua LSM Rambu Darat Apresiasi Dinas ESDM Aceh, Sumur Minyak Rakyat Menuju Legalitas

Berita Terbaru

BENER MERIAH

Potret Buram Dunia Pendidikan Aceh di Tengah Gelontoran Dana Otsus

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:37 WIB