Kutacane — Pesta lomba seni musik dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Aceh Tenggara (HUT Agara) ke-51 yang berlangsung di Stadion Haji Syahadat Desky pada Jumat malam, 27 Juni 2025, berujung kericuhan. Peristiwa memilukan itu menyebabkan tiga pemuda asal Desa Lawe Sagu Hulu mengalami kekerasan fisik. Dua di antaranya mengalami luka dan lebam, sementara satu orang lainnya sempat menyelamatkan diri dari kejaran massa yang diduga berasal dari Desa Pulonas.
Sultan, salah satu korban yang mengalami luka di bagian kepala, memberikan kesaksiannya kepada TeropongBarat.com pada Sabtu, 28 Juni 2025. Ia menjelaskan bahwa keributan bermula saat lomba seni musik berlangsung sekitar pukul 23.30 WIB hingga lewat tengah malam. Menurut Sultan, saat para gadis pendukung dari Lawe Sagu Hulu bersorak memberi semangat kepada kontestan dari desanya—yang berhasil meraih juara tiga—muncul tindakan provokatif dari sekelompok pemuda Desa Pulonas yang melempar puntung rokok ke arah mereka. Aksi itu memicu ketegangan dan memuncak menjadi keributan setelah lomba berakhir.
Sultan mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya dikejar hingga ke luar stadion. Massa yang diduga dari Desa Pulonas mengejar sambil melempar batu dan menyerang secara brutal. Akibatnya, Sultan mengalami luka bocor di kepala, diduga karena hantaman benda tumpul. Ia menyebut, seorang rekannya yang bekerja di perusahaan perkebunan berinisial Sadiman juga mengalami lebam hebat dan hampir mengalami patah tulang. Sementara seorang pemuda lainnya bernama Ilham sempat dipukul namun berhasil melarikan diri dari amukan massa.
Menurut Sultan, aksi kekerasan itu tidak hanya dilakukan oleh pemuda, namun diduga juga melibatkan warga berusia lanjut yang ikut memukul dan mengejar para pemuda Lawe Sagu Hulu. Ia menyayangkan sikap aparat keamanan yang berada di lokasi kejadian namun dinilai tidak segera mengambil tindakan untuk melindungi korban maupun meredam kerusuhan.
Beberapa warga setempat, termasuk para ibu-ibu, sempat mencoba melerai perkelahian, namun massa yang terbakar emosi terus mengejar para korban hingga ke kawasan permukiman yang disebut-sebut masih berada di area lingkungan rumah Bupati Aceh Tenggara. Kerusuhan itu membuat suasana malam perayaan HUT Agara yang seharusnya penuh suka cita berubah mencekam.
Sultan menambahkan, kejadian itu telah dilaporkan kepada pihak berwajib dan para korban sudah menjalani visum di Rumah Sakit Putra Cane Lama. Kasus ini juga tengah difasilitasi oleh dua kepala desa dari masing-masing pihak sebagai upaya untuk mencari titik damai dan penyelesaian.
Dikonfirmasi terpisah, salah seorang orang tua korban asal Lawe Sagu Hulu membenarkan insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa saat ini pihak keluarga memilih untuk fokus pada pengobatan dan pemulihan anak-anak mereka yang mengalami luka. Ia juga mengimbau agar semua pihak tidak saling menyalahkan dan tidak membiarkan situasi ini berkembang menjadi konflik berkepanjangan.
“Biarlah nanti proses hukum dan mediasi berjalan. Yang penting anak kami yang luka harus segera diobati agar tidak tambah parah. Jangan sampai luka itu membekas terlalu dalam, baik secara fisik maupun batin,” ujarnya kepada media ini.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak panitia penyelenggara lomba serta aparat penegak hukum belum memberikan keterangan resmi terkait insiden yang mencoreng perayaan HUT Agara tersebut. (Sadikin)