Meulaboh — Sekretaris Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Woyla Raya (IPELMAWAR) Meulaboh, Hendri Azwar, mengeluarkan seruan tegas kepada seluruh organisasi mahasiswa (ORMAWAR) agar menghentikan segala bentuk kerja sama maupun permintaan bantuan dana kepada perusahaan yang dinilai telah merusak lingkungan di kawasan Krueng Woyla, Kabupaten Aceh Barat.
Dalam pernyataannya, Hendri menegaskan bahwa IPELMAWAR Meulaboh tidak akan mentolerir keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas atau hubungan kemitraan dengan entitas yang bertanggung jawab atas pencemaran sungai dan kerusakan ekosistem. Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral mahasiswa sebagai pemuda Woyla Raya.
“Kami meminta kepada seluruh ORMAWAR internal kampus agar tidak lagi menjalin hubungan kerja sama, meminta dana, ataupun menerima bantuan dalam bentuk apapun dari perusahaan yang telah terbukti merusak lingkungan di Krueng Woyla. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral kita sebagai mahasiswa dan pemuda Woyla Raya,” ujar Hendri dalam keterangannya, Selasa (28/10).
Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi pesisir dan ekosistem sungai yang kian menurun akibat aktivitas perusahaan tertentu. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai penjaga nurani publik dan seharusnya menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan.
“Kita tidak boleh menjual idealisme demi kepentingan sesaat. Mahasiswa seharusnya berdiri di pihak rakyat dan alam, bukan pada perusahaan yang mencemari sumber kehidupan,” katanya.
Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari Ketua IPELMAWAR Meulaboh, Syahrul, yang menegaskan pentingnya konsistensi sikap terhadap isu-isu lingkungan hidup. Ia menekankan bahwa IPELMAWAR tidak menolak kehadiran investasi di wilayah Aceh Barat, namun penolakan wajib disuarakan bila investasi itu menimbulkan kerusakan lingkungan dan berdampak pada kehidupan masyarakat.
“Kami dari IPELMAWAR tidak menolak investasi, tetapi kami menolak keras investasi yang merusak lingkungan dan mengorbankan masyarakat. Mahasiswa harus menjadi pengawal moral dan suara keadilan lingkungan,” kata Syahrul.
Ia menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi sikap organisasi terhadap kelompok-kelompok mahasiswa yang masih berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang dinilai tidak ramah lingkungan.
“Jika masih ada pihak yang mengabaikan peringatan ini dan tetap menjalin kerja sama dengan perusahaan perusak lingkungan, maka kami akan mempertimbangkan langkah organisasi yang lebih tegas,” tambahnya.
IPELMAWAR Meulaboh menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu lingkungan di Krueng Woyla dan mendorong pemerintah serta aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Mereka menyerukan kepada seluruh elemen mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di wilayah tersebut untuk bersatu dalam satu sikap yang jelas dalam melindungi ruang hidup rakyat.
“Kami menyerukan solidaritas seluruh ORMAWAR untuk satu barisan — hentikan segala bentuk hubungan dengan PT perusak lingkungan. Saatnya mahasiswa menunjukkan keberpihakan yang jelas kepada rakyat dan lingkungan hidup,” tutup Hendri.
Seruan ini mencerminkan sikap kolektif mahasiswa sebagai agen kritis dalam mendorong perubahan sosial dan lingkungan, sekaligus menegaskan bahwa perjuangan menjaga keberlanjutan alam tidak dapat dikompromikan dengan kepentingan jangka pendek. (*)














































