Tapaktuan – Pemantauan yang sudah dilakukan Forum LSM Aceh pada Pilkada Aceh Selatan menemukan sejumlah data cukup mengejutkan. Lembaga ini menemukan kasus sejumlah keuchik ( kepala desa) yang mendapat tekanan untuk mengarahkan warganya memilih kandidat tertentu. Tekanan itu dilakukan tidak hanya oleh aparat setempat, tapi juga tenaga pendamping program Keluarga Sejahtera (PKH).
Tenaga pendamping PKH ini umumnya bermain di desa-desa yang penduduknya banyak menerima progam bantuan social dari pemerintah. Petugas PKH itu mempengaruhi warga penerima manfaat untuk memilih kandidat yang pernah berkuasa. Jika tidak, paket bantuan Pemerintah yang selama ini disalurkan kepada warga tersebut akan dihentikan.
Pendamping PKH adalah petugas non ASN yang selama ini membantu penyaluran bantuan social dari pemerintah bagi warga miskin.
Para keuchik dan warga yang mengaku mendapat tekanan itu berada di wilayah Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Kluet Selatan, Kluet Utara, dan Kecamatan Tapaktuan. Sekjen Forum LSM Aceh Sudirman sudah melakukan cross check terhadap kasus itu.
“Benar kita menemukan ada sejumlah keuchik yang mendapat tekanan dari aparat keamanan untuk mengarahkan warganya memilih kandidat tertentu,” ungkap Sudirman, Rabu 20 November 2024.
Menurut Forum LSM Aceh, uumnya tekanan itu mengarahkan agar para keuchik mendukung pasangan calon incumbent. “Tekanan seperti ini kita harapkan segera dihentikan,” tegas Sudirman.
Untuk itu Sudirman meminta Bawaslu dan Polres Aceh Selatan memperkuat pengawasan agar Pilkada Aceh Selatan berjalan lebih jujur dan adil. Forum LSM saat ini sedang mengumpulkan sejumlah bukti dan saksi terkait kasus pelanggaran Pilkada itu.
“Sebagai pemantau, kita juga akan mengadu ke lembaga terkait atas fakta yang kita temukan di lapangan. Saat ini kita sedangkan mengumpulkan bukti dan saksi, ” tambah Sudirman.
Data sementara yang sudah dikumpulkan Forum LSM Aceh adalah temuan enam kasus pelanggaran di wilayah itu. Termuan itu berdasarkan hasil pemantauan dari relawan yang sudah bekerja di lapangan.
Di masing-masing kecamatan, Forum LSM Aceh menempatkan sekitar tiga orang pemantaunya. Relawan pemantau ini akan bekerja hingga tahap penghitungan suara selesai di tingkat kecamatan.
Sejak relawan pemantau terjun ke lapangan, Forum LSM sudah menerima sejumlah pengaduan terkait kecurangan Pemilu di Aceh Selatan. Bahkan ada kasus seorang anggota Tim sukses pasangan calon 02 yang mengaku diancam oleh anggota tim sukses dari kandidat lain ia dinilai karena terlalu agresif mempromosikan kandidatnya.
Tim sukses paslon nomor 2 itu kebetulan seorang wanita dan merupakan WNI keturunan. Ia bekerja sepenuh hati untuk mendukung paslon yang dibelanya. Tidak disangka, aksinya itu justru mendapat perlawanan dari tim pendukung paslon lainnya.
“Bahkan sampai-sampai wanita itu diancam mau dibunuh jika tidak menghentikan aksinya. Hal-hal seperti ini tidak bisa dibiarkan,” kata Sudirman. Wanita tersebut sempat mengalami trauma karena merasa hak politiknya telah dikebiri.
Forum LSM Aceh mendapatkan sejumlah bukti kalau Paslon nomor 2 di Pilkada Aceh Selatan paling banyak mengalami tekanan. Bisa jadi karena pasangan ini dianggap paling populer sehingga memberi ancaman bagi paslon lainnya.
Secara keseluruhan ada empat pasangan calon yang bersaing di Pilkada Aceh Selatan, yakni paslon nomor 1, Darmansah – Sudirman yang didukung Partai Nasdem, Partai Darul Aceh dan Partai Ummat. Paslon nomor 2, Mirwan – Baital Mulkadi mendapat dukungan dari sejumlah partai nasional dan partai local, yakni Partai Gerindra, Golkar, PKB, PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), PDIP, Gelora, Hanura, dan satu partai lokal, Partai Adil Sejatera (PAS) Aceh.
Adapun Paslon nomor 3 adalah pasangan incumbent, Amran SH-Akmal AH yang didukung partai local, yakni Partai Aceh dan Partai Nasional Aceh. Sedangkan paslon nomor 4 yakni pasangan Hendri Yono -Mirwan maju melalui jalur perseorangan ( non partai). *